Pages

Sabtu, 01 Mei 2010

SMS KEPADA TUHAN


ketika asaku benar-benar telah pupus, kegalauan, ketakutan, keresahan dan kegelisahan bercampur aduk mempermainkan perasaanku, akalku pun sudah tumpul untuk sekedar mencerna walau hanya seklumit analisa, tiba-tiba muncul sekelebat ide gila. karena tak tahu harus berbuat apa, dengan pikiran kacau dan hati berantakan, setengah gila dan iseng kutulis sms ke nomor tujuan yang pada waktu kecil teman-temanku menyebutnya sebagai nomor telepon Tuhan.
kutuliskan kepada-Nya

"TUHAN KAU TAHU YG TAK KUTAHU, MAKA BERI TAHULAH YG TAK KUTAHU DAN YG KAU TAHU DAN BERI TAHULAH MEREKA BAHWA AKU BENAR2 BELUM TAHU. KETAHUILAH BAHWA AKU SUNGGUH INGIN BENAR2 TAHU, SESUNGGUHNYA ENGKAU MAHA TAHU LAGI MENGETAHUI."

setelah beberapa saat menunggu balasan dari-Nya, apakah yang terjadi kawan? kalau kau masih waras pasti sudah tahu jawabnya.

risalah rindu (aforisme status update (part 4))


habis gelap, terang tak terbit-terbit. gelap tak habis-habis menghabiskan terang. terbitlah penghabisan. terangilah kegelapan.
kalau kau benar-benar sudah menolak hadirku, kenapa kau selalu mengusik mimpi-mimpiku? benarkah begitu?
entah seketika diamku memecah keheningan, menerkam senyap hati, mencekam sukma, mendengungkan bising rindu, mendedahkan isi setiap gelombang saraf. sampai tiba-tiba bayangmu muncul secara berkelindan dengan nostalgia monolog memporak-porandakan dan meningkatkan ritme setiap aktivitas penghuni heningku. owh owh... hingga sadarku tak mampu mengejar kecepatan mereka.
130420100106 tertelan tertimbun tersumbat tercerabut terbuai tersentuh tergeletar terjengkang tertawan terperosok terperangkap terpasung terbelenggu terpencil tercekat terlunta termenung terpelanting terdampar terserak terhambur tersadar tanpa sedikitpun me- sama sekali.
mendekatlah, mendekatlah... dengarkan kebisingan hati ini yang dalam kesunyian selalu memekikkan gelisah kerinduan. atau intiplah ia dari nanar mataku agar kau bisa melihat bagaimana tegarnya ia menghadapi badai kecemburuan. jika kau tak mau mendengar atau melihat, maka mendekatlah saja supaya kalbu ini sedikit bisa membasahi dahaga rindunya.
kini mungkin kau takkan lagi pernah sekedar menyapaku. sekedar untuk kau ketahui meski rasanya tak mungkin bisa kau tahu itu, aku akan mengelus dada dan berucap "all iz well, all iz well, all iz well..."
dan saat kau tunjukan semua kelemahan dan kehinaanku. lalu kau pamerkan segala ke-Maha-an-Mu. maka betapa aku ingin tersungkur penuh kemaluan dan penyesalan. bahwa ternyata hanya kecongkakanku semata yang menggelayuti kalbu. sehingga membuat daya yang teramat sangat kerdil sekali ini merasa besar melebihi kekuasaan-Mu. betapa aku ingin menikmati segala keterhinaan ini.
saat tiba-tiba keheningan itu benar-benar sungguh memekakkan telinga, sehingga aku dapat mendengar bahkan setiap bising dengungan gelombang neuron-neuron yang mengalir dari seantero badan ini memusat ke kepala. dengungan itu membuatku bergidik. bunyinya sungguh mirip sekali dengan neraka yang sedang telah ditempa puluhan ribu tahun lamanya.
aku harus membelalakkan diri bahwa sungguh aku ingin memiliki rasa ketakutan akan rasa memiliki dan bangga yang selama ini benar-benar telah menjajah dan mengebiri potensi kebebasan hati ini. ternyata sesungguhnya engkaulah yang layak memiliki dan dibanggakan. bukan aku!!
ternyata untuk melipat bumi tak perlu dengan sapu angin. aku nyaris melintasi berbagai bililk dimensi hingga hampir kujelajahi seluruh benua. cukup memejamkan mata dan kukikis habis alam sadar, hingga aku tersesat dalam rimba-rimba dejavu. kutemui baik yang pernah kujumpai maupun yang sama sekali tak pernah bersua dalam kasunyatan. sungguh betapa nikmat segala keterpelantingan ini.
entah apa jadinya jika sebuah kebenaran menjadi gengsi tak mau bersanding dengan "kesalahan-kesalahan"? entah apakah ia lupa atau belum tahu bahwa ia menjadi benar karena ada yang salah? entah bisakah ia disebut kebenaran bila ia lupa atau belum tahu? entah apa jadinya jika kebenaran menjadi sok suci menjajah najis-najis tak berdaya? entah masihkah dapat disebut kebenaran jika ia menyembah kesombongan? entahlah...
tengoklah terus diriku agar dapat kuhempaskan rindu. tengoklah seperti tadi malam dan siang ini walau tak selama dulu ketika kita bebas bercengkrama. setidaknya sekecap suaramu memuaskan dahaga kering hati ini. tahukah kau? aku rindu mencari uban di kepalamu
bahkan aku seperti tidak bermimpi melihat dan mendengar kembali kau bercakap tentangku tadi malam di ujung sadarku. akh, mengingatmu membuatku mulai merindu kepada kata rindu yang tak kutuliskan baru sehari dari kemarin.
dan diantara tanda-tanda yang kau pamerkan, aku sungguh tak berdaya. logikaku tumpul mengiris walau satu tanda. sementara untuk meraih dzauq aku terengah menggalinya hingga saat aku menyerah terhempas, aku harus puas cukup dengan menggores sedikit misterimu.
"wa ammaa bini'mati rabbika fahaddits". bagaimana aku harus mengabarkan setiap hembus nafas, setiap degup jantung, denyut nadi sementara sepanjang hari aku terus menggenggamkan tangan? bahkan ingat kepada-Nya pun hanya sekelebat detik. astaghfiruLlaah al-'azhim...
sungguh setiap potongan sel di sekujur tubuhku meneriakkan kerinduan kepadamu. dengan kejam mulut-mulut berisik mereka dibungkam oleh kebengisan ego dan kepentingan hasratku. aku merindukan kesejukan setetes air mata agar dapat meluruhkan karat-karat busuk yang menyelimuti hati. supaya sang hati memimpin semua molekul tubuh ini bebas berdemokrasi menyuarakan dzikir tasbihnya.
apabila nanti aku telah lelah merindu aku takut tersesat pada selainmu biarlah tercerabut hati ini jika karena lukanya dapat melanggengkan ingatanku kepadamu, daripada kau sembuhkan rinduku lalu kau lenyapkan kenangan indah bersamamu. karena aku telah tercandu dalam dan oleh ekstase rindu.
ternyata bukan pukulanmu yang membuatku sakit. tapi kebencianmu terhadapku membuat air mata ini tak mau berhenti menitik.
sudahkah kukatakan kepadamu? aku sungguh sangat teramat rinduuuu sekali. kataku sudah habis termakan rindu ternyata ia sangat serakah menguras porsi kata yang tersedia dalam kecil benakku sekian, aku mau kulaan dulu untuk memuaskanmu.
senja... senja itu waktu sebentar sebelum malam menjejakkan kegelapan. senja... burung-burung kembali ke peraduan mensyukuri siang hari mereka senja... tempat menyesalkan pagi bagi para penceroboh waktu senja... hingga sampai senja usiaku aku takkan menyesal menunggumu. aku takkan bertaubat karena rindu kepadamu kuhaturkan sebuah kalimat untuk senjaku "maaf hadirmu tak mengada dalam kamus hidupku"
if you understand... why sunset always reddish its rays be no more fierce and be softer if you understand... you will get the answer of my keeping silent do you understand?
ternyata panas sengat matahari tak mampu meleburkan beku hatiku pun ganasnya deburan angin malam tak kuasa untuk memadamkan kobaran api rinduku. pernahkah kalian menggigil rindu kawan? selimut hati jenis apa yang mampu menghangatkannya?
kwan q mndptkan rmus bru bhwa nlai dn ukran itu dpt dtntukan klau ada pmbandingny. mk hndkny qt brtrmksh kpd pmbnding qt
terkadang kita harus mengabaikan harapan agar dapat ikhlas menerima kenyataan.
tolong ambilkan secarik kertas suci itu...!!! biar kugunakan untuk menampar kesombongan yang meledak dalam hatiku. agar ia sadar bahwa cukup secarik kertas saja sudah bisa membuatnya tersedu.
bila hanya cukup sebilah pedang untuk membunuhku, maka takkan cukup kau gunakan sejuta rudal untuk dapat sekedar menggerogoti rinduku. jika hanya dengan sepatah kata telah mampu mengucilkan nyaliku, maka walaupun kau hadapkan seribu singa takkan menggentarkan semilipun langkahku untuk sekedar mengintipmu.
jika hanya tentang rindu jangan pernah kau ragukan untuk mempertanyakannya padaku aku pasti selalu dan akan terus merindu. tapi jangan pernah juga kau bertanya tentang setia... sungguh sulit aku untuk sekedar menjaganya apalagi mendawamkannya. ohh.. andai bisa kutebus setia itu dengan rinduku...
saat kutitipkan rinduku pada angin ia merasa tak sanggup bahkan untuk sekedar menerpanya. aku berlari ke gunung, gunung pun menolak tak kuasa menahan beratnya. ketika ingin kuhamburkan ke samudra, samudra seolah terbelah karena takut getirnya. sebegitu malangkah rindu ini? kupendam kau sedalam2nya dalam curam jurang kalbuku. meledaklah disana agar porak-poranda segala kegalauan tanpa harus mencemari semesta alam
ketika dua kepentingan, misi dan tujuan saling bertumbukan, dan mereka bersikukuh atas posisinya maka suilt sekali mencapai indahnya kebersamaan. terserah kalian mau apa... aku akan keluar dari medan impuls dan momentum yang kalian ciptakan. aku tak mau membenturkan diri hanya karena beda kepentingan. lebih baik kembali ke masyuk hatiku yang penuh cinta dan kerinduan.
adakah secercah inspirasi menyelinap ke otakku, supaya aku dapat setidaknya merangkai sebuah kalimat untuk kutorehkan sekedar untuk melampiaskan sembelit rindu ini kepadamu
bagaimana jika bumi tempatmu berpijak tak kuasa lagi menopang pijakan lembut kakimu? sementara kau masih dengan gemulai melangkah gontai. bukan tak kuat menahan bebanmu, hanya tak kuasa mereka menahan diri untuk berebut menopang pijakan kakimu. maka pijakkanlah kakimu di sini saja. melangkahlah sepuasmu di lapang hatiku, agar mereka tak bisa berebut jejakmu.
kata-kataku takkan habis hanya untuk memujamu kendati sesungguhnya segala pujian itu pun takkan sanggup menggambarkan kesempurnaanmu. aku hanya akan tercekat jika kau paksa aku untuk memakimu meski aku tak punya walau sepatah kata untuk itu, kecacatanmu pun tak kunjung muncul dalam benakku. baiklah, aku akan mencacimu dengan sanjungan...
kaukah itu? menyelinap tanpa permisi masuk ke gubug hatiku lalu duduk merajai singgasananya sembari mempermainkan kerajaan hatiku kaukah itu? setelah kau ambil sebongkah mutiara cinta dari sana lalu kau menghilang tanpa jejak? kaukah itu? sang pencuri hati? kalau kau mau kembali ke sini akan kuberikan semuanya untukmu. hatiku tak ikhlas kau curi tapi harus kau miliki
kenapa malu bilang "aku tresno sliramu"? apakah "i love you" lebih gagah bagimu? atau mungkin "uhibbuki fillah" lebih mengangkat derajatmu? ketahuilah kawan, saya bertobat untuk mengucapkan "uhibbuki fiLlah" mandat apa yang telah saya terima untuk mengatas namakan Ia? padahal iblis sangat lihai dalam mengaburkan cinta ...sungguh saya bertobat.
maukah kubenamkan kau ke sedalam-dalamnya lembah hatiku? agar kau bisa selalu damai bertapa di sana tanpa perlu kau mencari tempat menyepi karena aku belum pernah menemukan bagian tersenyap di muka bumi ini selain di sana jadilah penghuni lembah hati senyap ini supaya ia bisa mengenal setidaknya sepercik peradaban cinta.
my heart still vibrated since reading her name there is still a pleasant constipation that is suffered by my heart when seeing her face.. oh.. what a brittle my own heart... it's so easy to be fooled by an emotion. yeah.. fool me, fool me again, keep fooling me... I'd like to be fooled by you. a foolish man, am i?
akan kutimbun rinduku dengan segunung kesibukan hingga hati tak mampu lagi menjangkaunya entah jika ia berontak menghentak di tengah sibukku niscaya luluh-lantaklah segunung aktifitas terkacaukan cukup oleh sebenih kerinduan yang meledak terhimpit sesak kepenatan oh.. siapakah yang mampu menjinakkan sebenih rinduku?
a night to remember... how many i spend my time i never almost bring the awareness of you what an immoral i am. a night to remember... what a beautiful you are how i can't describe your affection in every mistakes i did, your love never dry to give me forgiveness a night to remember... i'll always try to remember you...
sungguh aku telah mencapai puncak kegilaan dan ketololanku di tengah gegap gempita pujian bisu mereka dengan lantang aku mencacimu memang gila itu bemacam-macam.
biar remuk redam badan tergilas keras kerja hati tersayat oleh ucapan-ucapan sumbang upah tak sepadan dengan apa yang telah dikerjakan dengan tersenyum kau berikan uangmu kepadaku "biarlah kugadaikan semuanya untuknya" katamu
kuhampiri kau dengan segunung kerinduan kutumpahkan air mata dari mata gersang sang pendosa kita bercengkrama seperti dulu saat kau masih bersamaku ku memperlakukanmu sangat berbeda dari yang dulu pernah kulakukan sebersit memori lenyap dari ingatanmu aku pun tak mau mengungkap bahwa kau pernah berpisah dariku karena a...ku yakin selalu kita memang tak pernah berpisah ya seringlah berkunjung.. aku selalu merindukanmu.
aku sengaja bermain lumpur kubiarkan badanku begelimang dalam kubangan lumpur itu tak kuhiraukan kau menatapku tajam meski kutahu, gerak-geriku tak luput dari pengawasanmu aku hanya ingin setelah puas bermain lumpur, kau akan memandikanku dalam telaga segarmu kau bilas tubuhku dengan lembut tangan kasihmu. entah jika kau telah berubah kejam mungkin aku harus rela kau kuliti dengan api murkamu.
melihat mereka bersliweran masuk rumahmu timbul hasratku tuk sekedar mengintip apa dayaku kau sudah memblokirku bahkan dari sekedar tamu sebenarnya aku bisa mengirim kepadamu sepucuk surat aku takut malah membuatmu terganggu baiklah aku harus rela memuaskan diriku hanya dengan melihatmu dari kejauhan menyambut para pengunjungmu datang.
kenapa kau hanya diam membisu? ku kira itu bukan kau sungguh aku rindu suaramu. suara tanpa kebohongan. suara penuh keikhlasan. kendati tanpa penghantar, suaramu kan masih menghentak, tak perlu udara, kabel, fiber ataupun cyber, suaramu kan terngiang selalu di gendang telingaku dan takkan berhenti menggema dalam senyap tuliku. akan kurekam suara abadimu dalam pita kaset hidupku.
apakah aku mengidap sebuah kesintingan baru jika aku senang melihat orang lain bercinta denganmu? sungguh aku menikmati setiap adegan yang ia lakukan bersamamu. tak sedikitpun ada cemburu, bahkan menantangku untuk melakukanya beramai-ramai kepadamu. jangan salahkan kami, pesonamu membuat kami tak kuasa menahan hasrat untuk memperkosamu. "kemarilah kalian semua... aku rela kalian perkosa" sahutmu.
aku menyesal telah mengotori cinta dan namamu dengan ceroboh kataku hingga jika kau timpakan atasku hukuman kesendirian aku tak berhak menolaknya biarlah aku terkutuk asal dengan cintamu kutuklah aku dengan cinta
aku memberondongnya dengan seribu pertanyaan "............apa guna telinga jika sudah mendengar apa guna mata jika sudah melihat apa guna kata jika sudah faham apa guna makan jika sudah kenyang apa guna puasa jika sudah lapar apa guna mendekat jika sudah menyatu?" lalu dia balik bertanya "lantas apakah kau ini berguna?"
Remind me to forget you. my mind was filled by image of you. Memories about you will not go away. I'll try every day without you i can stay see.. i will try not to talk about you not to think of you to have freedom from you hey, what the fucking i said? Remind me to forget you....
kusandarkan asaku pada rapuh hatimu biarlah ia merubuhkanmu sekaligus atau hilang asaku tertimbun janji tertiup waktu.
bilamanakah engkau merindu? apakah jika kau telah bosan merapal namaku? maka kau mejelmakannya lalu kau ajak ia bercinta? sungguh untuk menikmati rindu itu butuh kesabaran. niscaya kau dapat merasakan betapa nikmatnya setiap tusukan rindu itu menghujam kalbu. dan tak usah bertemu.