Pages

Selasa, 07 Agustus 2012

Sholat Itu Apa..? Kenapa Harus Sholat..?

ada seorang teman facebook yang menulis status yang intinya menanyakan sholat itu apa? kenapa harus sholat? pertanyaan ini bisa melebar ke ibadah-ibadah ritual lainnya. saya merenungkan pertanyaan ini. seringkali kita hanya menerima begitu saja apa yang selama ini kita biasa lakukan. termasuk dalam masalah agama. lalu saat dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan semacam ini seringkali kita kaget. dan tergesa-gesa mencap penanya-nya sebagai orang yang sembrono dalam masalah agama. padahal iman itu seharusnya kita rasakan sendiri kebenarannya. bukan sekedar dari pendapat orang atau cari selamat saja. bukankah taqlid buta itu perbuatan yang dicela dalam agama?
setelah saya renungkan pertanyaan teman itu, akhirnya saya hanya dapat menuliskan kata-kata di bawah ini. saya tidak bisa menjamin apa yang saya tulis benar-benar benar, namun semoga dapat menjadi renungan.


---
oh wahai pencinta, kau ini sedang merindu, tapi tak tau kenapa kau merindu. sang kekasih mengirimimu surat dan menyuruhmu membalasnya, kau malah bertanya apa itu surat? kenapa juga harus membalasnya? oh iya aku lupa, sekarang kan sudah bisa chating dan video call...
memang. berhubungan dengan sang kekasih itu bebas dan terserah masing-masing pencinta. namun jika sang kekasih telah memilihkan jalan terbaik untuknya apakah ia masih ingin mencari jalan yang lain? terserah.
kurasa cinta, bersabarlah,,,, menantinya.
teruslah bertanya tapi tetap bersabarlah menempuh jalan yang telah dipilihkannya. walau kita belum menemukannya, bersabarlah, bersabarlah. kalau kita berhenti, apalagi berpaling, barangkali kita tidak tahu bahwa sebenarnya kita sudah dekat dengan tujuan?
---
* ah untuk apa surat-suratan, chatting dan video call kalau wajahmu selalu tampak di setiap yang kulihat. suaramu senantiasa terdengar tiap kali gendang telinga tergetar? oh ternyata semua itu hanya bayangmu, sekedar penampakkanmu. apakah aku harus puas bercinta dengan bayang-bayang? maka surat-menyurat, chatting dan video call adalah laku katresnanku untuk menemuimu yang inti, yang hakiki.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Satire Kebenaran, Kebenaran Satire


menyimak lamat-lamat kanjeng Nabi Muhammad mengawali diskusi tentang kebenaran. "qul al-haqqa walaw kaana murra[n]" (katakanlah kebenaran meski pahit). kemudian semuanya pun urun rembuk.
plato: kebenaran itu universal berada di alam ide.
aristotle: ow tidak bisa rama, kebenaran itu harus empiris.
gadamer: ngeten mawon para buyut, kebenaran meniko hasil kompromi antara horizon subyek kalian obyek.
heideger: lebih baik menyimak suara "ada" biar kebenaran tersingkap dengan sendirinya.
derrida: apa itu kebenaran? yang ada hanya teks dan jejaknya
al-hallaj: ayyuhal ikhwah ana al-haqq (para sederek akulah sang maha kebenaran)
sejenak semua terdiam. lalu kanjeng nabi ndangu saya, lha menurutmu pie tn? kok meneng terus???
saya dilirik semua hadirin. mungkin mereka berharap saya mendukung pendapat yang telah mereka ajukan.
karena bingung mau dukung yang mana, kayaknya kok mantep semua. mau mendukung salah satu kok ya pekewuh dengan yang lain, akhirnya saya jawab saja "kebenaran itu...... WANI PIRO?????"

Memori tentang Lapar



aku teringat salah seorang kawanku yang agak
nggento.
yang membuatku kagum padanya adalah pada suatu saat ketika kami makan
bersama. mungkin karena hal inilah ia tak pernah makan banyak dan suka
mentraktir. ia berkata kepadaku "aku teringat anak-anak jalanan yang tak
mampu makan hingga kenyang."
aku terperangah, merinding dan malu cukup dengan satu kalimatnya. suatu hal yang
belum pernah kulakukan dalam setiap makan kenyangku. entah betapa
nikmatnya makan dengan lauk membayangkan anak-anak kelaparan, aku belum
pernah dan ingin sekali merasakan dzauqnya.
ia mengingatkan kepadaku tentang sabda Nabi Muhammad SAW "bukan termasuk umatku orang
yang pada malam hari dapat tidur dalam keadaan kenyang sedangkan ada
tetangganya yang bermalam dengan perut keroncongan." saat itu juga dalam
hati aku menggumam "ya Allah jika nanti tak Kau selamatkan ia dari api
nerakamu aku rela menjadi saksi baginya bahwa dalam sejarah hidupnya ia
pernah dan selalu ingin merasakan penderitaan umat-Mu."
kawan, itu baru seorang temanku gento amatiran, bayangkan seandainya para
gento berdasi di negeri kita ini semuanya punya hati seperti temanku...
kau mau bertaruh berapa kawan untuk menjadi saksinya????


ketika wajah berpunggung


kata-kataku lenyap tercekat senyap. bahasa sudah mati karena selalu dusta-mendustai. cinta bagai bunga bangkai tak terbingkai. menebar bau busuk, tapi orang selalu ingin menjenguk. aku telah lelah untuk percaya. aku tengah jengah menengadah. namun rindu ini terlalu malu untuk segera berlalu. untuk apa tak henti bertanya kalau tak sabar menunggu jawabnya? hanya harapan yang tersisa. menanti kebenaran membalikkan muka. menyapa asaku yang masih menyala.
___

* suatu gambar meski hanya dapat diambil dari satu angle, ia selalu bisa bercerita banyak hal, dari berbagai sudut pandang. ;)


Letto - Mutiara

Mendengar lagu ini, saya teringat sebuah syair arab "muhammadun basyarun laa kal basyari. bal huwa kal yaquuti bainal hajari." (muhammad itu manusia tapi bukan manusia biasa. dia laksana mutiara yaqut diantara bebatuan).

Saya kira penciptanya (Sabrang Mawa Damar Panuluh/ Noe) menceritakan perjumpaan dengan Kanjeng Nabi Muhammad sebagaimana dalam lagu Bunga di Malam itu.
Silahkan mendengarkan dengan khidmat.

Letto - Mutiara

Semilirnya angin di pagi yang dingin
Bersama cahaya dan heningnya suara
Menenangkan hati yang lama sunyi
Mengingatkanku kepada sesuatu

Reff:
Mutiara yang begitu indah
Murni tak bercela oh kilaunya
Oh indahnya bercerita dirimu
Yang ada dan sempurna
Hanyalah karena benih hati dan cinta

Dan setelah itu akupun terjaga
Bersama hatiku lidahpun bersuara
Takkan pernah aku melupakannya
Sebutir debu yang menjadi cahaya

Repeat reff

Sebuah cerita tak pernah ku kira
Terbentuknya cinta pantas dipuja

Judul Lagu   : Mutiara
Penyanyi     : Letto
Pencipta     : Noe & Widi
Album        : Cinta... Bersabarlah
Produksi     : Musica Studio

Puasa = Jalan Sunyi


Emha Ainun Najib: Jalan Sunyi

Akhirnya, kutempuh jalan yang sunyi mendendangkan lagu bisu
Sendiri di lubuk hati, puisi yang kusembunyikan dari kata-kata
Cinta yang tak kan kutemukan bentuknya (reff)

Kalau memang tak bisa engkau temukan wilayahku
Biarlah aku yang terus berusaha mengetuk pintu rumahmu
Kalau memang tak sedia engkau menatap wajahku
Biarlah para kekasih rahasia Allah yang mengusap-usap kepalaku

kembali ke reff
Mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu
Mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan hidupmu
Ambillah!! Ambillah!!
Akan kumintakan izin kepada Allah yg memilikinya
Sebab toh bukan diriku ini yg kuinginan dan kurindukan

kembali ke reff


-----
  • Puisi dibawah ini mungkin masih berhubungan dengan tembang di atas:
Puasa itu jalan sunyi. Tersedia makanan tapi tak dimakan. Tersedia kursi tapi tak diduduki. Tersedia tanah tapi tak dipagari.
Puasa itu jalan sunyi. Menggambar tapi tak terlihat. Bernyanyi tapi tak terdengar. Menangis tapi tak diperhatikan.
Puasa itu jalan sunyi. Menjadi tanpa eksistensi. Pergi menuju kembali. Hadir tapi tak dikenali. "Menuju Makan Sejati"
~EMHA AINUN NAJIB

  • Puasa = jalan sunyi. Menurut saya, makhluk yang paling berpuasa adalah Iblis. Di belahan bumi manapun ia selalu dicela dan dikutuk sebagai musuh Tuhan karena enggan mentaati perintah-Nya sujud kepada Adam. Padahal, penolakannya adalah kecemburuan tak terperi. Kini ia rela ditakdirkan tuhan sebagai tokoh antagonis semesta. ia menempuh jalan sunyi, selalu mencintai tapi tak henti dibenci.
  • Adakah yang mampu melebihi pengorbanan iblis? ada. Ternyata Tuhan punya sudut pandang lain yang karenanya Dia memuliakan Adam atas segala ciptaan-Nya. Adam lebih mulia karena ia mencintai Sang Kekasih, namun merelakan kekasihnya dimiliki seluruh semesta alam. Di sinilah kesalahan iblis yang menyombongkan kedekatannya dengan Tuhan, seolah-olah hanya dialah yang memiliki [kehendak]-Nya.
  • Berpuasa adalah menempuh jalan sunyi. di tengah-tengah sibuknya para pencinta yang memamerkan rasa cintanya pada Sang Kekasih, ia harus rela menanggung derita tak terkira sebab menyembunyikan cintanya agar tak tercemar oleh rasa bangga di hadapan pecinta lainnya. lalu apakah kita masih perlu bertanya kemuliaannya di sisi Sang Kekasih?
    kullu 'amalibni adama lahu illash-shaumu. fainnahu lii wa ana ajzy bih. (setiap amal anak adam adalah untuknya kecuali puasa. karena sesungguhnya dia [khusus] untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya) ~hadits qudsi

Jumat, 03 Agustus 2012

Amazing Baby



balita perempuan dalam video ini bernama halwa (keponakan saya). saat video ini dibuat usianya belum genap 1 tahun, baru 11 bulan lebih. dia selalu ingin tahu dan berusaha menirukan apa yang sering dilihatnya, termasuk kebiasaan ayahnya dan teman-temannya menghidupkan komputer. anak-anak memang peniru terbaik.

Fatwa Rokok Madzhab Si[m]bawaih



coba anda dengarkan fatwa rokok madzhab si[m]bawaih ini. :)
diikuti syukur... ga diikuti matamu!!! hhaha....

Bird Song-Letto

 a little bird
singing a love song that her mother taught
that little bird
somehow sings it over and over
she files very high
try to find the place she first learnt to fly
she files so very high
she wants to seek an answer from the sky

on a misty mountain
over the clear water river
but there's no misty mountain
let alone a clear water river

reff :
and she just wants to go home
she just wants to be at home
on a misty mountain
but now turned into barren
she just wants to be singing
when the sun rise in the morning
on a misty mountain
but now turned into barren
she doesn't know what happened

all of those trees
has been cut down in the name of humanity
the river runs dry
because now clouds refuse to cry

back to reff

if i could
then i would
try to make us all
care about her call

----

seekor burung kecil
bernyanyi lagu cinta yang diajarkan ibunya
burung kecil itu bernyanyi entah bagaimana ia terus mengulanginya
dia melayang sangat tinggi
mencoba untuk menemukan tempat ia pertama kali belajar terbang
dia melayang sangat tinggi
dia ingin mencari jawaban dari langit

di sebuah gunung berkabut
di atas jernihnya air sungai
tetapi tidak ada gunung berkabut
meninggalkan jernihnya air sungai mengalir sendirian

reff:

dan dia hanya ingin pulang
dia hanya ingin berada di rumah
di sebuah gunung berkabut
tapi sekarang berubah menjadi tandus
dia hanya ingin menyanyi
ketika matahari terbit di pagi hari
di sebuah gunung berkabut
tapi sekarang berubah menjadi tandus
dia tidak tahu apa yang terjadi

semua pohon-pohon
telah ditebang atas nama kemanusiaan
sungai tersebut kering
karena sekarang awan tak mau lagi menitikkan air mata

kembali ke reff

jika saya bisa
maka saya akan mencoba
untuk membuat kita semua
mempedulikan panggilannya

---

*lagu ini belum ada video klipnya. mungkin bagi anda yang sudahterbiasa dimanjakan oleh visualisasi merasa kurang mantab. namun menurut saya, video karaoke punya kelebihan tersendiri. melihat live karaoke sebuah musik seperti melihat performance baca puisi. anda bisa menikmati suguhan teatrikal dari artis/musisinya (apalagi lagu-lagu letto bernuansa puitis). dan sebuah visualisasi video klip tidak memada[h]i untuk mengeksplor makna dari sebuah lagu. manja oleh visualisasi, memenjarakan imaginasi.selamat menikmati. :)

Agnes Monica feat Ahmad Dhani-Cinta Mati


Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa
aku rindu

Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa
aku cinta

Masihkah mungkin,
hatimu berkenan
menerima hatiku untukmu

Cintaku sedalam samudra
setinggi langit diangkasa
kepadamu

Cintaku sebesar dunia
seluas jagad raya ini
kepadamu
kepadamu

Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa
aku rindu

Bagaimana caranya untuk
agar kau mengerti bahwa
aku cinta

Masihkah mungkin,
hatimu berkenan
menerima hatiku untukmu

Cintaku sedalam samudra
setinggi langit diangkasa
kepadamu

Cintaku sebesar dunia
seluas jagad raya ini
kepadamu
kepadamu

Bagaimana caranya agar kau mengerti
bahwa aku mencintaimu selamanya?
Bagaimana caranya agar kau mengerti
bahwa aku merindukanmu selamanya?

Cintaku sedalam samudra
setinggi langit diangkasa
kepadamu

Cintaku sebesar dunia
seluas jagad raya ini
kepadamu
kepadamu

----
saya ingin belajar cinta dari iblis. cinta yang menolak semua selain dia. cinta yang bahkan membuatnya terusir dari segala kenikmatan bersamanya. lalu kerinduan itu muncul tanpa mampu diperumpamakan.
silahkan menikmati suara emas agnes monica dengan aransemen memukau dari ahmad dhani

Dewa 19 Once - Dealova


aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
karena langkah merapuh tanpa dirimu
oh karena hati tlah letih

aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh
aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
tanpamu sepinya waktu merantai hati
oh bayangmu seakan-akan

kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada

hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi
dan sepi

kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada

kau seperti nyanyian dalam hatiku
yang memanggil rinduku padamu
seperti udara yang kuhela kau selalu ada

selalu ada, kau selalu ada
____

:: vokal: once
:: lirik: opick

*) lagu implisit seperti ini menurut saya lebih baik daripada lagu yang berlabel religi tapi tak menyentuh hati. saya lebih suka lagu-lagu implisit seperti ini. dulu grup band dewa sering bikin, tapi sekarang sepertinya sudah tidak seintens dulu lagi. menurut saya yang masih istiqamah dengan lagu-lagu implisit yang punya ruh spiritual adalah lagu-lagunya letto.
saya kira mungkin opick dan ahmad dhani sudah merasa menemukan jawabannya sehingga lagu-lagu ciptaan mereka kini terasa hambar dan tak tampak haus spiritual lagi. padahal orang yang merasa telah sampai kepada-Nya adalah maghrur (orang terbujuk/ tertipu). wallahu a'lam.

  • "zidnii fiika tahayyuran" ([tuhan] tambahkanlah padaku kebingungan atasmu) ~Nabi Muhammad SAW
  • "jaddiduu iimanakum"... ([selalu] perbaharui imanmu!) ~al-hadits
  • "Ku mengira hanya dialah obatnya/ Tapi ku sadari bukan itu yang kucari/ Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan/ Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti/ Apakah itu kamu apakah itu dia/ Selama ini ku cari tanpa henti/ Apakah itu cinta apakah itu cita/ Yang ’kan mengisi lubang dalam hati." ~letto_lubang di dalam hati.

selamat menikmati

Kamis, 02 Agustus 2012

Konsep Insan Kamil Al-Jili (versi bahasa Indonesia)

Oleh: Warih Firdausi

Lawlaaka lawlaaka lamaa khalaqtu al-aflaak, walawlaaka, lamaa azhhartu ilaahi rububiyyati.
(Al-hadis al-Qudsi)

A. Biografi Singkat al-Jili
Abd al-Karim Qutbuddin bin Ibrahim al-Jīlī lahiri pada 1365/1366 AD, dan mungkin dia wafat kira-kira 1406 sampai 1417M, tapi beberapa sumber mengatakan dia meninggal pada 1424M. Dia juga Syeikh, seorang keturunan Abdul Qadir Al-Jilani. Ia belajar di Yaman 1393-1403 dan menulis lebih dari tiga puluh karya. Tulisannya sangat dipengaruhi oleh Ibn al-Araby, seoarang mistikus Spanyol dari abad ke-13. tulisan Jili telah mempengaruhi banyak orang di dunia Muslim termasuk Allama Iqbal, seorang penyair muslim dari India. Yang paling terkenal dari opus-nya adalah al Insan Kamil Fima'rifat al-Awaakhir wa al-Awaail. Sebenarnya, Insan Kamil (Manusia Sempurna) adalah kontinuitas dari ajaran Ibnu al-Arabi pada struktur realitas dan kesempurnaan manusia meskipun usia gagasan ini setua tasawwuf itu sendiri.(1) Ini dianggap salah satu karya sastra sufi yang menjadi haknya sendiri.
Dalam bukunya, lebih dari sekali ia menyebut 'Abd al-Qadir sebagai "tuan kami" (Syaikhuna). Hal ini mengindikasikan bahwa Al-Jili adalah salah satu anggota thariqah-nya. Para penulis biografi Muslim tidak memberikan banyak perhatian untuk dia, tapi dia menyatakan dia tinggal di Zabid, Yaman bersama dengan gurunya, Syaraf al-Din Ismail bin Ibrahim al-Jabarti, dan sebelum itu ia mengunjungi India.
Sebagai penulis, dia tidak bisa dikatakan tidak berbakat, meskipun karya-karyanya lebih mirip dengan karya mistik daripada literatur sastra. Selain beberapa puisi yang dia suka, dia juga memperkenalkan maqaamas dalam prosa lirik dan perumpamaan (mitsaal) tentang mitologi Plato.

B. Konsep Insan Kamil (Manusia Sempurna)
1. Definisi
Nabi bersabda "Khalaqa al-Rahmanu Adama bishuratihi" Tuhan menciptakan Adam (manusia) menurut citra-Nya." Dan Alam semesta diciptakan dalam citra manusia.(2) Pernyataan ini adalah argumentasi akan adanya Manusia Sempurna. Kata Insan berasal dari berbagai turunan kata. Ada yang mengatakan ia berasal dari uns (cinta), mungkin juga berasal dari nas, (lupa), karena kehidupan di bumi dimulai pada lupa dan berakhir pada lupa. Ada yang mengatakan berasal dari 'Ayn san, (seperti mata), Manusia adalah mata yang melaluinya Allah dapat melihat sifa-sifat dan Asma-asma-Nya dalam batasan-batasan tertentu. Insan al-Kamil, dengan demikian merupakan cermin di mana sifat-sifat Allah dan Asma-Nya sepenuhnya tercermin.(3) Mudahnya, Insan Kamil adalah manusia yang mencerminkan semua nama Allah dan sifat-sifat-Nya dalam segala aspek kehidupannya.

2. Penjelasan lebih lanjut
Al-Jili termasuk ke dalam golongan yang memiliki pemikiran dan keyakinan bahwa yang ada adalah satu (wihdatul wujud), dan semua variasi yang tampak adalah modus, aspek dan aktualisasi realitas, bahkan fenomena adalah ekspresi eksternal dari "ada yang nyata." Ia mendefinisikan esensi sebagai sesuatu dimana atribut dan nama dinisbatkan kepadanya. maka esensi bisa berwujud (maujud) atau non-wujud (mumtani 'al-maujud) yang ada hanya namanya seperti burung al-Anqa'.(4) Kemudian, esensi yang memiliki wujud dibagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah wujud murni (Pure Being/ Wajib al-maujud), yaitu Tuhan, dan yang kedua adalah ada yang bercampur kemungkinannya dengan ketiadaan (mumkin al-maujud), yaitu dunia makhluk.
Al-Jili hampir mengulangi apa yang Ibnu 'Arabi dan al-Hallaj katakan, bahwa esensi inti dari Tuhan adalah Cinta. Sebelum penciptaan, Tuhan mencintai diri-Nya dalam kesatuan mutlak. Dan melalui cinta Ia membuat diri-Nya terlihat dari ketiadaan (al-'Amaa) tanpa asma 'dan sifat. Proses ini adalah apa yang al-Jili sebut dengan langkah Ahadiyyah/ tajalliyatuLlah pertama. Kemudian, karena kehendak-Nya untuk melihat bahwa cinta dalam kesendirian tidak memerlukan keserbalainan dan dualitas sebagai subjek eksternal,(5) Dia munculkan citra-Nya dari ketiadaan yang padanya Dia berikan semua atribut-Nya dan nama-Nya (Huwiyyah / langkah kedua). Allah menunjukkan Asma-Nya 'dan sifat bagi semua makhluk-Nya. Di antara seluruh makhluk-Nya, citra Allah yang terbaik adalah Adam (manusia) yang merupakan tempat dan sarana manifestasi Allah. maka sifat ke-ilahian terobyeksikan dalam kemanusiaan. Namun demikian, tajalli-Nya untuk manusia bervariasi, dan tajalliyatuLlah yang paling sempurna adalah Insan al-Kamil (Aniyah / langkah terakhir).
Semua makhluk adalah cermin, tempat untuk mencerminkan Kecantikan Absolut. Apa yang kita sebut dunia tidak lain hanyalah manifestasi Allah. hanya yang Allah hadir dan ada dalam kekekalan ('Azali) di Dark Mist/ kabut kegelapan ( Amaa ') yang juga disebut dengan Realitasnya realitas, harta Tersembunyi dan Putih (Murni) cempaka, jadi sekarang Dia hadir dalam segala hal tanpa inkarnasi (hulul ) dan campuran (imtizaj). Ia mewujud kedalam setiap bagian atom dari fenomena dunia tanpa menjadi banyak.(6)
keburukan mempunyai tempat yang sama di struktur eksistensi sebagaimana keindahan, keduanya sama-sama berada dalam kesempurnaan ilahi. Dengan demikian, kejahatan juga relatif. Kafir dan dosa adalah dampak dari kegiatan Allah dan bahkan merupakan sesuatu yang memperkuat kesempurnaan-Nya. Bahkan, setan juga memuliakan Allah, karena pemberontakan itu berada dalam kekuasaan Allah. Namun, Allah menunjukkan diriNya kurang sempurna dalam beberapa aspek dalam Iblis seperti Keagungan dan Kemarahan yang bertentangan dengan sifat-Nya yang lain seperti Kecantikan dan Kasih.(7)
Al-Jili menyebut Insan Kamil sebagai wali (penjaga) alam semesta, Qutb atau poros orbit dimana ada (being) berputar dari awal sampai akhir. Dia adalah penyebab utama penciptaan, ia adalah media Tuhan untuk melihat-Nya, karena nama-nama ilahi (Asma ') dan atribut (sifat) tidak bisa dilihat sepenuhnya kecuali dalam Insan Kamil. Karena itu, ia menjadi mediator dan kuasa kosmis yang menyatukan antara The Plural (yang jamak) dan The One (Maha Tunggal). Oleh karena itu viabilitas (kelangsungan hidup) alam ada tergantung padanya. Jadi, ia benar-benar menjadi khalifatuLlah fi al-ardh yang mengontrol keseimbangan dunia. Jika tidak ada Insan al-Kamil di dunia, niscaya tibalah waktu akhir sejarah dunia ini.
Semua orang berpotensi menjadi sempurna, tetapi sedikit dari mereka yang benar-benar sempurna. Mereka yang sempurna dalam aktualisasi adalah nabi dan orang suci (wali). Namun, karena variasi kesempurnan yang mereka miliki, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda untuk menerima pencerahan. Jadi, salah satu dari mereka harus ada yang lebih tinggi dari yang lain. Dan Manusia Sempurna yang Absolute menurut Al-Jili adalah Nabi Muhammad SAW. Dia juga menjelaskan bahwa Insan al-Kamil selamanya adalah manifestasi eksternal dari esensi Muhammad (haqiqah al-Muhammadiyyah) yang memiliki kekuatan untuk memiliki bentuk apa pun ia inginkan secara kondisional di setiap waktu. Al-Jili mengakui bahwa ia pernah bertemu dengan Nabi dalam bentuk gurunya Syaraf al-Din Ismail al-Jabarti.

3. Cara untuk mencapai Insan al-Kamil
Bagi Al-Jili, manusia dapat mencapai riil dirinya menjadi Manusia Sempurna dengan melakukan pelatihan spiritual dan pendakian mistis. Dan pada saat yang sama, The Absolute (yang Maha Mutlak) akan turun dalam dirinya melalui beberapa tingkatan. Ada empat tingkat yang harus dilalui oleh seorang Sufi untuk menjadi Insan Kamil:
1. Meditasi dalam aksi/ af'al (pencerahan tindakan). Pada tahap ini, ia merasa bahwa Allah menembus seluruh obyek dunia. Adalah Dia yang menggerakkan mereka dan pada akhirnya Dia juga bertanggung jawab atas istirahat (diamnya) mereka.
2. Meditasi dalam nama (pencerahan nama). Sufi menerima misteri yang disampaikan oleh setiap nama Allah, dan ia sangat menyatu ke nama-nama itu, karena itu ia menjawab setiap doa-doa orang-orang yang memanggil nama itu. sebagaimana jika sang pecinta mendengar nama kekasihnya disebut ia akan menyahut "siapa tadi yang memanggilku?"
3. Meditasi dalam atribut (pencerahan sifat). Ia melebur di dalamnya, dalam esensi ke-ilahiyah-an yang memiliki beberapa sifat seperti: kehidupan, pengetahuan, kekuatan, keinginan dan lain-lain. misalnya apabila ia telah mendapatkan pencerahan sifat berupa pengetahuan, niscaya ia akan mengetahui apapun baik yang telah terjadi dan akan terjadi.
4. pencerahan esensi. Pada tahap ini ia menjadi sempurna mutlak. Semua atribut itu menghilang, dan kemudian Sang Absolute datang ke dalam dirinya sendiri. Kemudian matanya adalah mata Tuhan, kata-katanya adalah kata-kata Tuhan, hidupnya adalah hidup Allah. Dia telah benar-benar menjadi Manusia Sempurna sejati.

C. Penutup
Meskipun begitu, bagi Insan Kamil, Tuhan bukanlah sama dengan makhluk-Nya. begitu juga makhluk bukan persamaan pencipta-Nya.(8) ia hanyalah pengetahuan kita bahwa kita adalah bayangan dari-Nya dan Dia adalah Obyek abadi yang kita cerminkan. Ini bukan persamaan dan inkarnasi. Allah adalah Allah dan hamba adalah hamba. Tuhan tidak pernah menjadi hamba dan hamba tidak pernah menjadi Allah. Bahkan, Insan al-Kamil hanya sebuah kenyataan (haqq) bukan yang Realitas yang sesungguhnya (Al-Haqq). Tapi, ia menunjukkan dirinya di cermin kesadaran sebagai Tuhan dan Manusia.

D. Catatan Akhir
(1) Karena hampir setiap sufi memiliki konsep tertentu tentang Insan al-Kamil seperti Abu Yazid al-Busthami, Abd al-Qadir al-Jailani dan lain-lain. bahkan tokoh filsafat seperti Nietzsche pun memiliki gambaran mansia ideal yang ia sebut sebagai Ubermensch. Lihat: RA Nicholson, Tasawuf Cinta, Studi Atas Ttga Sufi: Ibnu Abi Al-Khair, Al-Jili Dan Ibn Al-Faridh. Terjemahan Studi di Atas Tasawuf Islam. Bandung: Mizan 2003. hal: 115.
(2)Ibid. hal: 161.
(3) Studies in Tasawwuf, Khan Sahib Khan Khaja. Delhi, Idarah-I Adabiyat-I Delli: 1978. hal: 78.
(4) Al-Anqa 'adalah burung mitos Arab. Beberapa orang mengatakan itu raja seluruh burung. Yang lainnya sering mengatakan al-Anqa' mencuri anak-anak untuk makan mereka. Kita bisa membandingkannya dengan Buto Ijo atau Nyi Roro Kidul dalam budaya Jawa.
(5) alasan ini menurut saya bertentangan dengan sumber lain yang diambil dari hadits, Allah adalah "harta tersembunyi" dan Dia ingin dikenal karena itu ia menciptakan makhluk sebagai layar dari Dia sendiri.
(6) a History of Muslim Philosophy hal: 845.
(7) Mungkin, dari pandangan inilah muncul konsep wihdatul adyan (kesatuan agama-agama). Al-Jili mengatakan bahwa orang-orang Paganis (penyembah berhala) sebenarnya juga memuliakan Tuhan. tetapi mereka tersesat ketika melihat potret Tuhan yang terefleksi pada selain-Nya, maka mereka tidak lagi menyembah Tuhan yang sebetulnya melainkan sesuatu yang mereka lihat sebagai cerminan Tuhan. jadi sebetulnya mereka adalah dewa bagi diri mereka sendiri. Namun, Al-Jili masih berpendapat bahwa penyembahan yangi sempurna adalah ibadah agama Islam dan kemudian agama Samawi lainnya.
(8) Dari pernyataan itu jelas menyatakan perbedaan konsep wihdatul wujud dari materialisme dan naturalisme yang menganggap Allah adalah alam semesta itu sendiri.


E. Referensi

- Khaja Khan, Khan Sahib. Studies in Tasawwuf, Delhi, Idarah-I Adabiyat-I Delli: 1978.
- Nicholson, R.A. Tasawuf Cinta, Studi Atas Ttga Sufi: Ibnu Abi Al-Khair, Al-Jili Dan Ibn Al-Faridh. Terjemahan Studi di Atas Tasawuf Islam. Bandung, Mizan: 2003.
- A History of Muslim Philosophy

Rabu, 01 Agustus 2012

Lalat-Lalat Demokrasi

 cerpen Warih Firdausi*

Baru kali ini lalat membludak begitu banyak. Tidak hanya di tempat kumuh, tempat sampah, bahkan mereka menyerang rumah-rumah. Di pelataran halaman, di ruang tamu, di kamar mandi, di dapur juga tempat tidur. Lalat-lalat itu mulai menyerang di pagi hari. Mereka hilang jika malam datang.
“Ini aneh sekali. Padahal kampung kita terkenal kampung yang bersih. Kabupaten kita yang sekarang menjadi kota kecil dijagokan untuk memperoleh Adipura. Dari mana lalat-lalat ini datangnya?” ujar Pak Lurah saat memimpin musyawarah di balai desa, sambil mengusir lalat yang mau menclok di hidungnya.
Hasil musyawarah desa menyepakati agar seluruh warga wajib bergotong royong mengusir lalat-lalat tersebut. Kami pun mencoba membasmi mereka. Dari cara tradisional: menggunakan sapu lidi, sampai cara modern: menyemprotkan insectisida, pengusir serangga. Dalam rumah, kami beri parfum pengharum ruangan. Ada juga yang setiap hari munyulut obat nyamuk bakar. Namun tetap saja lalat-lalat itu tak mau pergi. Cara spiritual juga telah kami tempuh, mengadakan istighatsah dan doa bersama-sama. Doa qunut setiap akhir rakaat shalat. Namun usaha kami berhasil nihil. Lalat-lalat, tak mau lenyap. Bahkan semakin hari, makin menjadi.
Laler saben dino dipateni kok samsoyo nggilani. Diancuk...” umpat lek Ngarso, suami bulekku yang berjualan gorengan.
Sabar pake, ini mungkin ujian dari Gusti Allah supaya kita ingat atas dosa-dosa kita.” bulekku berusaha menenangkan suaminya.
“Jangan-jangan kampung kita benar-benar kena tulah bune?”kata Lek Ngarso sedikit takut.
“Ah, masa zaman modern seperti ini masih percaya sama yang begituan to Pake? Orang mati sudah sibuk di alam kuburnya sendiri. Entah itu mendapat nikmat atau siksa. Yang penting kita, yang masih hidup ini harus terus berusaha menghadapi kehidupan.”
Mendengar kata-kata Lek Ngarso, aku teringat pada kejadian dua tahun silam. Ada sesepuh desa kami, yang tak lain adalah Simbahku sendiri tiba-tiba menggila. Dia berteriak-teriak menolak saat terjadi perubahan tata cara pemilihan lurah. Dulu, untuk memilih lurah, para sesepuh desa mengadakan musyawarah untuk menunjuk satu orang yang dianggap mumpuni. Setelah banyak pemuda-pemuda kami yang merantau dan sekolah di kota sebelah, mereka menuntut agar pemilihan lurah dipilih secara demokrasi. Simbahku tidak setuju cara seperti ini. Beliau marah-marah di balai desa,
“Jangan sampai kalian ikut-ikutan kena tulah! Mbah Sardi pasti tidak setuju cara seperti ini.” tegas Simbah sambil menyebut nenek moyang desa kami, Mbah Sardi. Beliau lah yang pertama kali membabat desa ini.
Namun, kata-kata Simbahku dianggap ocehan orang tua yang masih percaya takhayul. Tidak rasional, tidak modern. Orang-orang yang setuju dengannya dianggap berpikiran kolot, tidak fleksibel menghadapi perubahan zaman. Bahkan ada yang menggunjing Simbahku,
“Ah, itu kan supaya si Komar, anaknya bisa jadi lurah berikutnya.”
Pemilihan lurah pun berjalan tetap dengan cara demokrasi. Ada 4 orang yang dicalonkan. Mereka adalah Pak Saryono, Pak Somad, Pak Haris dan terakhir Pak Komar, bapakku yang didesak Simbah untuk ikut mencalonkan diri. Akhirnya, yang terpilih sebagai lurah adalah pak Haris, pengusaha meubel terkaya di kampung kami. Selang beberapa minggu setelah pemilihan lurah tersebut, Simbahku wafat.


***


“Kau ini sedang apa to le? Isuk-isuk ko wis sibuk.”
“Ini lho mbah, mbasmi laler-laler. Tiap hari kok malah nambah banyak. Lama-lama kesel mbah, dari pagi sampai sore dikerubung laler terus.”
“Daripada kesel, lha mbok pasrah saja. Wong mereka juga makhluke Gusti Allah kok.”
Kulihat Simbahku tenang sekali. Membiarkan lalat-lalat hinggap di sembarang tempat di bagian tubuhnya.
“Kau mau tau le, dari mana datangnya lalat-lalat itu?”
“Dari mana mbah? Apakah benar lalat-lalat itu tulah dari Mbah Sardi?”
“Hahaha, menurutmu?
“Mana mungkin ini tulah. Mbah Sardi kan manusia bukan malaikat, bukan Tuhan. Lagi pula ia juga sudah wafat, mana mungkin bisa ikut campur urusan orang yang masih hidup? Setahuku tulah itu kan bagi mereka yang menentang hukum Tuhan. Seperti Fir’aun dan kaumnya yang mengaku-ngaku sebagai tuhan dan menindas Bani Israil. Lha kampung kita ini kan orang-orangnya taat mbah. Setiap hari masjid penuh orang shalat berjamaah. Di sini Tuhan dipuja-puji tiada henti.”
“Hahaha. Kata-katamu yang terakhir itu, merasa paling saleh, paling bener sendiri, bukankah itu kesombongan le? Padahal yang berhak sombong kan cuma Gusti Allah. Lha kalau kalian sombong, apa bedanya kalian dengan Fir’aun? Kau tau le? Lalat-lalat itu sebenarnya bersumber dari hati kalian. Mereka adalah cermin hati kalian. Sekuat apapun usaha yang kalian lakukan untuk mengusirnya, lalat-lalat itu akan terus datang. Selama kalian masih rakus, menghalalkan segala cara, berebut uang dan kekuasaan seperti lalat-lalat yang mengerubung makanan dan kotoran.”
“Kenapa Simbah berani memukul rata? Tidak semua warga begitu kan mbah?”
“Hehehe... kau tau le? Karena model pemerintahan kita berubah menjadi demokrasi, maka pemerintah itu adalah wakil rakyatnya. Termasuk yang mewakili watak-wataknya. Kalau pemerintahnya kacau, bisa hampir dipastikan rakyatnya juga sama kacaunya. Kau ingat le, sewaktu simbah mekso bapakmu untuk ikutan nyalon menjadi lurah? Bapakmu itu satu-satunya calon yang tidak keluar modal uang. Lihat hasilnya, dia yang paling sedikit mendapatkan suara. Yang menang sudah pasti si Haris itu, juragan meubel terkaya di kampung kita. Ini bukti, hampir seluruh warga telah dibutakan oleh uang.”
“Orang hidup kan mesti butuh uang to mbah. Kalau tidak ada uang, mereka beli makanan pake apa, menghidupi keluarganya bagaimana?”
Le, uang itu sewaktu dicetak, dia didamu (ditiup) oleh syetan. Makanya siapa pun orangnya, tak pandang rakyat, pejabat, maling sampai wong alim pun suka yang namanya uang. Tapi mbok yo jangan kebangeten. Masa, gara-gara uang saja sampai rela memakan sesamanya.”
Tangan Simbah meraih segelas kopi yang kusediakan di atas meja. Sesaat setelah membuka tutupnya, tiba-tiba seekor lalat terjebak tercebur ke dalam gelasnya. Beliau menunda minumnya,
“ Kau ingat sabda kanjeng Nabi le, kalau ada lalat yang masuk ke dalam minuman?”
“Ingat mbah, ditenggelamkan sekalian seluruh tubuhnya. Karena satu sayap mengandung penyakit dan penawarnya ada di sayap yang lain”
“Nah, kau sudah hafal teorinya! Jadi, kalau kampung ini ingin selamat dari musibah lalat, sebaiknya kalian amalkan dawuh kanjeng Nabi itu.”kata Simbah sambil menyeruput kopinya.
“Apakah itu berarti kami harus membuat hujan buatan mbah?”
“Hahaha, jangan kau telan mentah-mentah sabda kanjeng Nabi itu. Kalau kalian merekayasa hujan buatan, mungkin lalat-lalat itu dapat hilang sesaat, tapi mereka akan kembali lagi setelah hujan reda.”
“Lalu kami harus bagaimana mbah?”
“Tadi kan sudah kubilang, lalat-lalat itu bersumber dari hati kalian. Kalau kalian mengartikan sabda Nabi itu dengan mentah, kalian tak akan bisa menyelesaikan wabah ini. Lihat gelas ini! Demokrasi itu ibarat gelas terbuka. Ia bisa menerima apa saja. Termasuk hati-hati yang berwatak lalat itu. Sayangnya, masyarakat kita ini belum siap berdemokrasi. Mereka masih terlalu dini. Akhirnya, demokrasi di kampung, bahkan juga di negeri ini, banyak sekali yang kecemplungan lalat. Lalat-lalat itu masih terapung sebagian sayapnya. Sayap penawarnya belum ikut tercelupkan. Makanya sistemnya jadi sakit. Kalau kalian mau mengikuti sabda kanjeng Nabi, maka tenggelamkan sekalian sayap penawarnya. Libatkan sayap-sayap masyarakat yang selama ini terpinggirkan. Ajak mereka bekerja bersama-sama membangun Negara. Kalau sudah masuk semua sayap tersebut, maka matikan jiwa-jiwa lalat kalian. Lalu menjelmalah lebah. Lebah, yang setiap rakyatnya menjadi pasukan yang terkoordinir dengan indah. Bergotong royong saling membantu membangun sarang kerajaannya. Lebah, yang meski punya sengat, namun tak pernah untuk menyengat sesamanya. Sengatnya hanya untuk bertahan dari serangan lawan. Lebah, yang dari perutnya, kita dapatkan cairan madu, obat penawar segala penyakit yang menimpa bangsa ini. Lebah, yang sekali menyengat langsung mati, hiduplah yang bermanfaat, setelah itu baru mati!”
“Ipang, Ipang....” kudengar suara emakku berteriak-teriak dari belakang.
“Sudah sana, lekas hampiri emakmu yang sudah memanggil” kata simbah sambil pergi.
“Ipang, Ipang... suara emak semakin keras. Tubuhku serasa digoyang-goyang kencang.
“Iya, ada apa mak? jawabku sambil mengucek-ngucek mata. Ternyata aku tadi kelelahan sekali mengusir lalat sampai tertidur pulas.
“Ipang, cepat bantu para warga mengusir lebah! Lalat-lalat sudah lenyap, kini giliran lebah yang mewabah.”
“Apa? Diancuuk! Simbaaahh....”

Semarang, 10/01/2012

endless journey





di sini. di peluk malam, senja terbenam manja. terngiang sentuhmu aku bermandi peluh. kurendam tubuh penuh seluruh.

aku bintang dan kau malam. kalau aku air maukah kau mencair? mencari rendah. menj[el]ajah tanah.

kemarilah, biar kuhapus hausmu. kuhisap lukamu menjadi berbunga-berbunga. kusulam air matamu menjadi bianglala.

apakah harus kuhapus haus ini? jika dengannya, aku selalu merindumu. sesatkah bila aku ragu atas rasa [dan] percayaku?
mencari muara dimana segala asa[l] menyatu. bolehkah sejenak menepi? bilamanakah takkan pernah sampai apa yang kugapai?
lebih baik terus melaju daripada terbuai rasa sampai. perahu kan kudayung walau tak kunjung sampai ke ujung.

kemarilah, hisaplah lidahku, basahi dengan ludahmu. biar kataku tak kering lagi. agar lancar mengucap yang kucecap. rangkul erat diriku. sehingga tak mungkin kubergerak selain dalam pelukmu. genggam selalu tanganku. supaya aku tak perlu takut akan kehilangan dirimu.

kerendah-hatian ungkapan ana al-haq


ambillah sebuah ungkapan yang telah masyhur ana al-haqq (akulah Sang kebenaran). sebagian orang menyangka perkataan ini adalah kesombongan yang besar. padahal perkataan ana al-haqq adalah puncak tawadhu' (kerendahan hati) yang paling tinggi. karena sesungguhnya orang yang berkata "ana 'abd al-haqq (aku hamba sang kebenaran)" dia menegaskan dua wujud eksistensi, dirinya dan Allah. sedangkan orang yang berkata "ana al-haqq", dia meniadakan dirinya, menyerahkan dan memasrahkannya kepada Allah. dia berkata "ana al-haqq" sama dengan berkata "ana 'adam (aku tidak ada), Dialah segalanya, tak ada entitas lain selain Allah. aku dengan seluruh eksistensiku adalah tiada, ana lastu syai'an (aku bukan apa-apa)."

gambar: hasil capture dari kitab kitab fihi ma fihi, Jalaluddin ar-Rumi, dalam fashl ariniyal-asyya'a kama hiya. hal: 83

> puasa (tidak makan, minum bersetubuh, dusta, dll) adalah termasuk sifat tuhan. jadi puasa adalah usaha meniru akhlak tuhan, meniadakan sifat kamanungsan (nasut) sehingga sifat ketuhanan (lahut) semakin bersedia bersemayam ke dalam jiwa kita. kalau tuhan telah menyingkapkan dirinya kepada hati kita. masihkah kita berani mengaku-aku? karena bahkan kita tidak memiliki apapun dalam diri kita.
laa ilaaha illallah, laa masyhuuda illallah, laa wujuuda illallah.

Si Beo Botak




seorang penjual minyak memiliki seekor beo yang biasa membuatnya tertawa dengan kicauan ramahnya, sekaligus untuk menjaga tokonya saat ia pergi. suatu hari ketika si beo sendirian di toko, seekor kucing memecahkan sebuah guci minyak. waktu tukang minyak itu kembali ia pikir si beo yang telah melakukan kekacauan itu. dan dengan marahnya ia memukul kepala si beo keras sekali hingga merontokkan bulu-bulu kepalanya dan memusingkannya sehingga ia tak bisa bicara sampai beberapa hari. tetapi suatu hari, si beo melihat seorang yang gundul kepalanya melewati toko, dan memulihkan kicauannya, ia berteriak "hai, guci minyak siapa yang kau pecahkan?"
:: Mawlana Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi ::


source picture: http://4.bp.blogspot.com/_QhQKaOqKW9E/TMaPuNAVDVI/AAAAAAAACCg/U0ID2C0jLZI/s320/New+species+-+sebuah+catatan+%283%29.png

Puisi Emha: Muhammadkan Hamba ya Rabbi





Oleh: Emha Ainun Nadjib, 1988



muhammadkan hamba ya rabbi
di setiap tarikan napas dan langkah kaki
tak ada dambaan yang lebih sempurna lagi
di ufuk jauh kerinduan hamba muhammad berdiri

muhammadkan ya rabbi hamba yang hina dina
seperti siang malammu yang patuh dan setia
seperti bumi dan matahari yang bekerja sama
menjalankan tugasnya dengan amat terpelihara

sebagai adam hamba lahir dari gua garba ibunda
engkau tuturkan pengetahuan tentang benda-benda
hamba meniti alif-ba-ta makrifat pertama
mengawali perjuangan untuk menjadi mulia

ya rabbi engkau tiupkan ruh ke dalam nuh hamba
dengan perahu di padang pasir yang mensamudera
hamba menangis oleh pengingkaran amat dahsyatnya
dan bersujud di bawah bukti kebenaranmu yang nyata

sesudah berulangkali bangun dan terbanting
merenungi dan mencarilah hamba sebagai ibrahim
menatapi laut, bulan, bintang dan matahari
sampai gamblang bagi hamba allah yang sejati

jadilah hamba pemuda pengangkat kapak
menghancurkan berhala sampai luluh lantak
hamba lawan jika pun fir'aun sepuluh jumlahnya
karena api sejuk membungkus badan hamba

kemudian ya rabbi engkau ajarkan hal kedewasaan
yakni penyembelihan dan kurban, pasrah dan keikhlasan
tatkala dengan hati pedih pedang hamba ayunkan
sukma hamba memasuki ismail yang menelentang

ismail hamba membisikkan firmanmu ya rabbi
bahwa dewasa tidaklah ditandai kegagahan diri
melainkan rela menyaring dan menyeleksi
agar secara jernih berkenalan dengan yang inti

di saat meng-ismail itu betapa jiwa hamba gemetar
ego pribadi adalah musuh yang teramat tegar
jika di hadapanmu masih ada sejumput saja pamrih
maka leher hamba sendiri yang bakal tersembelih

dan memang kepala hamba tanggal berulangkali
di medan peperangan modern ini ya rabbi
hambalah kambing di jalanan peradaban ini
darah mengucur, daging hamba dijadikan kenduri

tulus hati dan istiqamah ismail ya rabbi
betapa sering lenyap dari gairah perjuangan ini
keberanian untuk bersetia kepada kehendakmu
di hadapan musuh gugur satu demi satu

maka hambamu yang dungu belajar menjadi musa
meniti kembali setiap hakikat alif-ba-ta
belajar berkata-kata, belajar merumuskan cara
harun hamba membantu mengungkapkannya

musa hamba membukakan universitas cakrawala
setiap gejala dan segala warna zaman hamba baca
dengan seribu buku dan seribu perdebatan
hamba tuntaskan makna kebangkitan

tongkat hamba angkat dan tegakkan ya rabbi
memusnahkan iklan-iklan takhayul fir'aun yang keji
ular klenik pembangunan, sihir gaya kebudayaan
karena telah hamba genggam yang bernama kebenaran

ya rabbi alangkah agung segala ciptaan ini
kebenaran belaka membuat hidup kering dan sepi
maka engkau jadikan hamba isa yang lembut wajahnya
dengan mata sayu namun bercahaya, mengajarkan cinta

isa hamba sedemikian runduknya kepada dunia
segala tutur kata dan perilakunya kelembutan belaka
sehingga murid-murid hamba dan anak turunnya terkesima
tenggelam mesra dalam isa hamba yang disangka tuhannya

ya rabbi haruslah berlangsung keseimbangan
antara cinta dengan kebenaran
haruslah ada tuntunan pengelolaan
atas segala ilmu dan nilai yang engkau anugerahkan

karena itu muhammadkan hamba ya rabbi
bukakan pintu kesempurnaan yang sejati
pamungkas segala pengetahuan hidup dan hati suci
perangkum bangunan keselamatan para rasul dan nabi

muhammadkan hamba ya rabbi muhammadkan
agar tak menangis dalam keyatimpiatuan
agar tak mengutuk meski batu dan benci ditimpakan
agar sesudah hijrah hamba memperoleh kemenangan

muhammadkan hamba ya rabbi muhammadkan hamba
agar kehidupan hamba jauh melampaui usia hamba
agar kematian tak menghentikan perjuangan
agar setiap langkah mengantarkan rahmat bagi alam

muhammadkan hamba ya rabbi muhammadkan
di rumah, di tempat kerja serta di perjalanan
agar setiap ucapan, keputusan dan gerakan
menjadi ayatmu yang indah dan menaburkan keindahan

takkan ada lagi sosok pribadi seanggun ia
dipahami ataupun disalahpahami oleh manusia
kalau tak sanggup kaki hamba menapaki jejaknya
penyesalan hamba akan tak terbandingkan oleh apa pun saja

para malaikat sedemikian hormat dan segan kepadanya
bagai dedaunan yang menunduk kepada keluasan semesta
para nabi berbaris menegakkan sembahyang
engkau perkenankan ia berdiri menjadi imam

ya rabbi muhammadkan hamba, muhammadkan hamba
perdengarkan tangis bayi padang pasir di kelahiran hamba
alirkan darah al-amin di sekujur badan hamba
sarungkan tameng al-ma'shum di gerak perjuangan hamba

kalungkan kebenjian abu jahal di leher hamba
sandingkan keteduhan abu thalib di kaki dukalara hamba
payungkan awan cintamu di bawah terik politik durjana
usapkan tangan sejuk khadijah pada kening derita hamba

kirimlah jibril mencuci hati muhammad hamba
lahirkan kembali wahyumu di detak gemetar jantung hamba
dan kucuran darah luka muhammad oleh pedang kaum pendusta
hadiahkan kepada hamba rasa sakitnya

ya rabbi ya rabbi muhammadkan hamba
bersujud dan tafakkur di gua hira' jiwa hamba
berkeliling ke rumah tetangga, negeri dan dunia
menjajakan cahaya


+ sumber: http://sudisman.blogspot.com/2009_02_01_archive.html

+ gambar: hasil cropping dari kitab digital "insan kamil" karya ibnu arabi hal: 3

-----

kanjeng nabi melarang umatnya untuk menggambarnya adalah agar ia tidak dikenang umatnya sebagaimana nabi-nabi terdahulu dikenang, dijadikan sesembahan selain tuhan.
maka jadikan muhammad bukan sebagai idol (berhala), jadikan ia ruh di setiap laku, jadikan dia kata kerja. amien.

Doa Rabi'ah dari Basrah







Wahai Tuhanku,
Apapun jua bahagian dari dunia kini yang akan kau anugerahkan padaku, anugerahkan itu pada musuh-musuh-Mu dan apa pun jua bahagian dari dunia akan tiba.

Wahai Tuhanku,
Urusanku dan gairahku di dunia kini dan dunia akan tiba adalah semata mengingat Dikau di atas segalanya. Dari kesegalaan di semesta ini pilihanku adalah berangkat menemui-Mu. Inilah yang akan kuucapkan kelak "Dikaulah segalanya."

Wahai Tuhanku,
Tanda paling permata dalam hatiku adalah harapanku pada-Mu dan kata paling gula di lidahku adalah pujian pada-Mu dan waktu paling kurindu adalah jam ketika aku bertemu dengan Kau.

Wahai Tuhanku,
Aku tak dapat menahankan hidup duniawi ini tanpa mengingat-Mu dan bagaimana mungkin daku hidup di dunia akan tiba tanpa menatap wajah-Mu?

Wahai Tuhanku,
Inilah keluhanku. Daku ini orang asing di kerajaan-Mu dan mati kesepian di tengah-tengah penyembah-Mu.

Wahai Tuhanku,
Jangan jadikan daku kelewang di tengah penakluk perkasa. Jelmakan daku jadi tongkat kecil penunjuk jalan bagi si orang buta.

Wahai Tuhanku,
Jangan jadikan daku pohon besar yabng kelak jadi tombak dan gada peperangan. Jelmakan daku jadi batang kayu rimbun di tepi jalan tempat musafir berteduh memijat kakinya yang lelah.

Wahai Tuhanku,
Sesudah daku mati, masukkan daku ke neraka dan jadikan jasmaniku memenuhi seluruh ruang neraka sehingga tak ada orang lain dapat dimasukkan ke sana.

Wahai Tuhanku,
Bilamana daku menyembah-Mu karena takut neraka, jadikanlah neraka kediamanku. Dan bilamana daku menyembah-Mu karena gairah nikmat di surga, maka tutuplah pintu surga selamanya bagiku

Tetapi apabila daku menyembah-Mu demi Dikau semata, maka jangan larang daku menatap keindahan-Mu yang abadi.

> teks: Taufik Ismail
> original: Rabi'ah al-Adawiyyah

:: cinta tak butuh perumpamaan selain "jika kau air, aku air." cinta [sejati] bukan transaksi (kau jual, aku beli). cinta menolak segalanya selain ia, sang kekasih. adam menjadi mulia bukan hanya karena sujudnya malaikat, tapi juga karena penolakan iblis. cinta juga tak butuh konfirmasi. cinta adalah merelakan "aku" lenyap untuk menjadi dia sang kekasih.

asal muasal rumus bangun [persegi (panjang)]


:: saya bertanya-tanya bagaimana rumus luas sebuah bangun itu pertama kali ditemukan. Apakah luas bangun yang kita ketahui saat ini sudah pakem? setelah saya pikir-pikir, saya menduga cara menemukan rumus luas suatu bangun adalah dengan mengiris-irisnya menjadi beberapa bagian dengan bentuk dan besar tiap irisan adalah sama. akhirnya luas ditemukan dengan menghitung banyaknya jumlah irisan dalam bangun tersebut.



:: Kini orang hanya tahu dan menerima bahwa rumus luas persegi = s x s, luas persegi panjang = p x l, mereka tak mau tahu bagaimana proses penemuannya. zaman sekarang banyak orang yang selalu menuntut hasil yang instan, sehingga mereka mudah kehilangan kesabaran. menuntut ke-instan-an juga membuat kita kehilangan kekritisan tak mau mempertanyakan sesuatu yang telah mapan.

:: sebuah teori muncul pasti berpijak pada teori sebelumnya. seiring berkembangnya waktu, muncul penemuan-penemuan baru, rumus-rumus baru sehingga banyak orang yang lupa [menghargai] pendahulunya. Internet tak bisa ditemukan tanpa didahului penemuan komputer. Komputer takkan ada tanpa ada mesin ketik. Mesin ketik tak ada sebelum ditemukan pena. Pena bukan apa-apa tanpa tinta. Maka kekritisan tanpa respect adalah kebodohan.

* Ibnu Malik berkata …… faiqatan alfiyata-bni mu’thi. Wahuwa bisabqin haizun tafdhila. Mustajibun tsasnaiya-ljamila. ((alfiyah ini) mengungguli alfiyahnya Ibnu Mu’thi. Tetapi karena beliau lebih dahulu maka beliaulah yang lebih pantas mendapat keutamaan dan penghargaan)

** Open your hidden eyes and see. come, return to the root of the root of yourself. bukalah mata tersembunyimu dan lihat! mari, kembali ke akarnya akar asal muasal dirimu. ~Mawlana Rumi.

:: puasa mengajarkan kita bagaimana bertahan hidup dengan cara paling primitif. :)