Pages

Kamis, 18 Desember 2014

suatu sore



kesunyian bagiku merupakan keadaan yang biasa saja. tapi diantara banyak kesunyian itu, ada saat-saat yang benar-benar suwung. sahabat, saudara, orangtua bahkan diriku sendiri terasa asing. potongan-potongan masa lalu terlihat berlalu seperti trailer sebuah film. prestasi, dosa, harapan dan kekhawatiran akan masa depan membayang berkelindan. adakalanya diiringi narasi yang cuma dapat kudengar sendiri "bilamanakah aku ini tercipta sebagai bukan manusia? oh ya tuhan, mbok ya panjenengan dulu tidak usah repot-repot membuat saya." ah pengandaian hanya tinggal pengandaian jika tak mau mengambil pelajaran. hingga lintasan kenangan menampilkan adegan yang masih segar dalam ingatan. seorang anak kecil kelas satu sd mencubit lenganku sampai ngilu. dia minta ngaji duluan padahal aku masih menyimak tadarus temannya. marah berhasil kutahan. mimik jengkel dan kesakitan segera kuganti senyuman. adegan itu kini menjadi lucu bagiku. dan kesunyian perlahan merayap lenyap. ternyata ada hal yang membuatku tak kesepian walaupun dalam kesunyian. cinta. ia menyadarkanku bahwa hidup bukan melulu tentang aku. "aku" harus bersedia maju-mundur dalam melayani cinta.