Pages

Senin, 24 Januari 2011

aforisme status update (part 5)


seorang pelupa berkata 'saya lupa sejak kapan saya mulai lupa, parahnya saya terkadang juga lupa kalau saya ini pelupa, maka lupakanlah perkataan saya ini karena saya juga lupa pernah mengatakannya. jadi kapan kamu membayar hutangmu? ah hampir lupa saya menagihnya, soalnya saya lupa kalau saya berpura-pura menjadi pelupa.' (bangsa yg mengidap lupa pada stadium ...(maaf lupa))

ia memang tak setegak alif. tapi kuharap ia bisa bersifat hanif.

mendadak jagad raya diam tercekat menyaksikan seorang anak terhuyung menggendong emaknya

allahku... ah punya hak apa aku sehingga berani mengklaim bahwa dirimu milikku? yang benar aku milikmu apakah bisa dikatakan sebuah mobil itu memiliki tuan-nya karena biasanya kata milik itu identik dengan kekuasaan dan penguasaan sang pemilik kepada yang dimilikinya. entah apakah bisa dibalik dengan silogisme atau bentuk logika lainnya hal yang semacam ini? karena pada kenyataanya aku sering tak mentaatati titahmu.

oh malamku meremang tanpa bintang, menggulita tanpa cahya. namun seulas senyummu melelapkanku terbuai mimpi.

Ia mencari suara lirih yang mungkin sedang menyenandungkan kidung surga di pojok kamarnya. Pikiran ini merekam setiap dengung suaranya dan meng-capture setiap gurat lekuk parasnya, juga merasakan degup jantungnya, siapa tahu terselip sekelebat namaku di sana.

menggembok kunci. membakar api. mengguyur hujan.menyembah sembah. menyiakan sia.

bocah-bocah bergunjing berisik mengusik nilai-nilai moral dan kemapanan sementara bapak-bapak mereka berebut darah, menegakkan bendera. (menyelesaikan sepenggal kalimat yang sempat terseok di Balekambang, Tirtonadi)

kuuikirkan untukmu pagi tadi sebait rindu di ujung mimpi. sudah terbacakah olehmu?ambillah ia di sela-sela embun yang menggelayut mesra di lentik daun bunga matahari.

maaf belum sempat kuseka kedua sudut matamu yang selalu menitikkan harapan dan kecemasan saat mendoakanku.

tarian sejuta cahya... aurora, masih saja engkau memukau mempesona. bagaimana tidak? berlaksa-laksa keindahan Tuhan menitis dalam jelma cahyamu. andai dapat kupungut dan kugenggam sepijar saja... sekedar menerangi kelam derita negeriku. agar ia bisa kembali berpendar menebar senyum kebahagiaan. bolehkah?

'tidak' tidak akan selalu sama dengan 'bukan.' pada kondisi tertentu ia mengada dan lebih tegas tanpa bisa digantikan oleh bukan. maka dialah negasi sejati bukan 'bukan' bukan?

jika aku mengingat lambaian tanganmu, ternyata sungguh menyesakkan dada.

sungguh aku masih dan selalu menginginkan bagaimana indah dan nikmatnya terhanyut tanpa daya dalam dahsyat pusarannya yang membinasakan. oh binasakan adaku, sadarku terlarut dalam pusaranmu

"kuhancurkan sangkar ego. luluh lantaklah semua hasrat. kutebar semua rahasia dosa. kusebarkan virus-virus cinta dalam udara kehidupan. kupaksa mereka menghirup kamuflse kesengsaraan."

tak pernahkah kau berfikir tentang kebahagiaan. kesedihan tak lain hanyalah ketiadaan akan ia. carilah jejak-jejak rasa dalam hidupmu. sedihmu ternyata hanya bagian dari sekelebat ego. napak tilas langkahmu tak pernah berhenti menghantuimu. jika tak segera membunuhnya kau akan terabsen dari ketidaksedihan.

miliki hati yang menyamudra sehingga bahkan bangkai-bangkai dengki, iri, fitnah, hujatan, cercaan, celaan jenis apapun dan darimana pun takkan mampu walau hanya sekedar mengeruhkan, apalagi menajiskan. maka ia akan tetap memancarkan kesucia dari dasar lubbnya hingga kulit kalbunya. berhati-hatilah dalam menghati-hati hati.

menurut matahari malam telah hilang. namun rembulan masih ingin berpose menarikan cahya dalam pekat. milik siapakah pekat? mesti kutanya kau nanti jika meraba mimpi. karena dalam pekat hatiku kau menari anteng sekali. selamat bermimpi kasih. biarlah matahari dan rembulan berebut pagi dan malam. dan kau tetap menari tanpa kenal malam dan pagi.

sejak kapan engkau berpenghuni sepi? siapa yang tak sopan berani menyergapkan sepi bersinggasana dalam tahta hatimu? sudahkah kuwanti-wantikan kepadamu untuk mengendalikan kesenyapan dan kesendirian agar tidak menjadi kesepian? sehingga ia hanya boleh diduduki oleh pangeran keheningan. (sesaat menengok peradaban hati ketika ia telah lelah merindu)

sebenarnya aku ingin segera melihat cahayamu berpendar menghajar pongahnya sinar kunang-kunang yang angkuh dalam keremangan. maaf bukan menghajar, hanya memberi mereka cahaya yang lebih terang. karena aku tahu cahaya tidak kasar seperti halnya sinar. namun aku harus tetap sabar menanti hinggat kau menebarkan cahaya. ya cahaya cinta

wahai yang tersesat dalam peradaban rindu... wahai yang menyesatkannya dalam kerinduan... wahai yang menyesatkan rindu wahai yang merindukan kesesatan wahai rindu yang menyesatkan wahai sesat yang merindukan. wahai rindu wahai sesat..apakah kalian saling merindukan? apakah kalian saling menyesatkan?

di batas benang tipis antara sadar dan tidakku aku melihat mereka meneriakkan namamu sementara aku tercekat membisu. hanya saja geletar dzikir mereka mampu menerbangkan sukmaku menghambur kepadamu.

tiba-tiba langit berduka mendesahkan kegetirannya. curahnya menebas kerentaan tanah-tanah lemah. seekor burung yang tersesat berteduh sesaat dalam rerimbunan dahan pohon. mataku menyisir rintik-rintik air hujan. siapa tahu kau menyisipkan salam rindumu di sela-sela rinainya.

saat kenangan-kenangan bersamamu tiba-tiba menyeruak di antara galau resahku, sungguh seketika itu aku benar-benar sakaw merindu.

terkadang aku merasakan mimpiku itu kasunyatan dan kenyataan dalam hidupku berlalu seperti mimpi. terkadang aku juga mempertanyakan kasunyatan bahwa jangan-jangan ia juga adalah mimpi panjang yang aku tersesat di dalamnya. tolong bangunkanlah aku dari mimpi-mimpi ini agar aku dapat merasakan bagaimana kehidupan hakiki tanpa mimpi-mimpi.

mungkin memang engkau tak butuh alif untuk sekedar menegakkan namamu. engkau sudah benar-benar maha bernama yang merajai nama-nama dan menamai yang tak punya nama sebelumnya sehingga mereka bisa menjadi terdefenisi. maka benamkanlah aku ke dalam samudra namamu agar aku bisa tenggelam binasa dalam sejuta pesona namamu.

rindu bisa tersenggal menyebut namamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...