Pages

Rabu, 27 Maret 2013

Kota Tak Bermahkota




masih terlintas kenangan belasan tahun silam
beribu langkah menghujani tanah
kaki kecilku terantuk-antuk
berpacu jarak dengan jilatan lidah air bah

waktu yang berlari menyeretku kembali ke kota ini
di muka gerbang kota aku berdiri
aku seperti masuk ke gua garba ibunda
kepalaku tunduk tawadhuk
berharap dapat keluhuran budi yang bisa kureguk.

dua kaki gapura [mbe]gagah
mengangkangi mesin-mesin mengalir
angin panas berdesir
mendidihkan isi rambutku yang tak kusisir
kucari tempat berteduh
yang kutemui papan-papan spanduk berwajah keruh
ada pula reklame iklan bergambar wanita setengah telanjang
kulihat gedung-gedung tegak menjulang
seperti dzakar sedang tegang
sementara para sopir mengeluarkan dzakarnya di pinggir jalan

cuaca kota ini tak bisa membuatku khusyuk
keringat-keringat busuk
manusia menguapkan nalar sehatku
membuncahkan naluri [bio]logisku
perut yang lapar merengek pada pantat besar
berlapis dompet tebal
sebab perut tak mampu menalar halal-haram
mereka anggap aku kriminal
padahal maksudku meringankan beban harta
yang terlalu berat untuk sendirian ia bawa

di tengah keramaian kota
berpuluh kepal mendarat di kepalaku
berpuluh jejak berpijak di badanku
tubuhku bermandi peluh merah
samar-samar kulihat wajah keruh tadi tersenyum menyeringai
wanita iklan pun tertawa tanpa belas kasihan
batinku menjerit, langit.. langit...
jamaslah aku dengan ludahmu!
tanah.. tanah...
telanlah mereka mentah-mentah!

tak ada jawaban
yang kudengar
hanya teriakan orang penuh amarah
bakar bakar bakar...

oh.. bumi mengencingiku dengan minyak tanah
udara menyemburkan jago merah.

26/03/2013

Tadarus Kalam


Kendati hanya masuk katagori nomine dalam ajang Lomba Cipta Puisi Jogja II 2012/2013, merupakan sebuah kebahagiaan penulis, puisi ini tercantum dalam buku antologi puisi Sebab Cinta. Karena dapat bersanding dengan karya penyair-penyair yang sudah jadi. Meskipun ada sedikit penyesalan karena ketika mengirimkannya penulis tidak nglegewa temanya apa. Selamat menyantap....



Tadarus Kalam

sej[en]ak sajakku hilang
puisiku kehilangan diksi
rima menguap sembap tanpa sebab
diantara kertas-kertas terserak
tinta terisak tak tampak

penaku tak setajam kalam.
t[j]intaku tak sekelam malam.
kejam, kalau kutulis kata,
tiada deru rindu menghuruf namamu

ingin kuhapus titik dan harakat.
menunda rasa haus akan makna
membiarkan diri tenggelam dalam semesta tanda
menghayati ketidak-tahuan diri
mempersilakan dia menyibakkan dirinya sendiri
aku mendekat sejengkal
kau mendekat sehasta
aku menuju-Mu dengan berjalan
kau menghampiriku dengan berlari.

Tuhan....
terbata hamba mengeja kata-Mu
glagepan hamba menadah grojokan ilmu-Mu
tolong dikte hamba perlahan
tolong suapi hamba selukmatan-selukmatan
agar kalam-Mu [habis] hamba telan
agar ilmu-Mu [lengkap] hamba cecap.

tolong jangan sapih hamba dari ilmu-Mu
jangan puas[a]kan hamba dari rahmat-Mu
hamba hilang arah dalam gersang
begitu banyak penthil-penthil setan
yang menipu untuk hamba hisap
tolong hadapkan mulut hamba
hanya tertuju ke susumu Gusti
agar lenyap segala dahaga ini.

peluk hati ini hingga remuk
cium bibir kalbunya menembus lubb sukmanya
agar benih cinta-Mu tertanam tumbuh
menuai buah yang terbiaskan dalam setiap gerak badan.

Semarang, 07/12/2011

---------

Jumat, 22 Maret 2013

Transformasi Dunia dan Akhirat


"i'mal lidunyaka kaannaka ta'isyu abada[n], wa'mal liakhiratika kaannaka tamutu ghada[n]."
"bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya. bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati besok."

banyak orang menganggap "hadits" di atas adalah anjuran untuk menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. mereka menafsirkan "bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya" adalah motivasi agar terus mengumpulkan bekal untuk urusan dunia. saya bertobat pernah menafsirkannya begitu. kini saya mendapatkan pemahaman baru. kalau sedang mengerjakan urusan dunia, mbok ya jangan ngoyo. sampai direwangi sikut kanan-kiri bahkan dengan menghalalkan segala cara, seolah kok tidak ada waktu lagi. bukankah Tuhan sudah menjamin rizki tiap makhluk-Nya. hidupmu masih panjang, kalau sekarang belum dapat, insya Allah besok masih ada waktu.



apa gunanya bekal dunia kalau besok kita mati sedangkan kita belum menyediakan bekal ke akhirat? maka para kaum sufi menganjurkan marilah kita transformasikan dunia kita menjadi akhirat. kita ubah setiap materi menjadi ruhani dengan alat niat (niat yang ihsan/ mengabdi pada Tuhani). karena niat dapat mengubah urusan duniawi menjadi ukhrawi dan begitu pula sebaliknya.

Nabi saw bersabda "kam min 'amalin yatashawwaru bishurati 'amali ahlid-dunya fayashiru bihusnin-niyyati min 'amalil-akhirah. wakam min 'amalin yatashawwaru bi'amalil-akhirati fayashiru min 'amalid-dunya bisu'in-niyyah."
"berapa banyak amal yang kelihatan seperti perbuatan dunia tetapi dikarenakan kebaikan niatnya perbuatan dunia tersebut menjadi amal akhirat. dan berapa banyak perbuatan yang kelihatan seperti amal akhirat tapi perbuatan tersebut menjadi amal dunia, dikarenakan keburukan niatnya."