Pages

Senin, 28 Maret 2011

Wajah [Perempuan] Malam

Malam meremang menjemput pagi

Bulan menyabit awan bagai rerumputan

Mesin-mesin lelah mendaras rutinitas

Dingin menyekap tubuh-tubuh setengah telanjang

Beralaskan tikar di atas trotoar dan emperan

Yang bersembunyi di balik selimut-selimut kumal

Meringkuk merapat ke dinding-dinding bangunan



Di satu bilik vila megah

Lentera memanggang laron-laron sesat

Si sundal membuang sandalnya lalu bergoyang sambal

Belasan, puluhan kertas-kertas berwarna kesumba

Berhamburan setelah membentur selakangnya

Lama ia mengerang dusta

Lalu ia jumputi tiap kertas-kertas kesumba yang terserak

tak peduli hasil jadah pezinah negara

ia selipkan kertas-kertas kesumba

diantara dada-dada pepayanya

agar dapat memeram bara duka di dalamnya



rumah tempat ia kembali mengelus buah hati

membagi kertas-kertas kesumba menjadi tiga

pertama untuk menyumbat perut keluarga

kedua untuk mereka yang lebih merana

ketiga bekal menghadap ke rumah-Nya



kembali air mata menyusup lembah pipi

ia langitkan pengakuan dosa dan doa

ia tanggalkan segala busana ruh dan badan

ia telanjang bulat di hadapan Tuhan.





27032011/22041432:1800

Balada Bangun Tidur


pagi buta seorang janda menanak keringat jadi nasi

menumbuk tulang hingga kram

demi tole semata wayang

buah cintanya dengan suami mendiang



tole bangun lee...

srengenge akan menyeringai

jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal

bergegaslah meraup muka dan sembahyang

tuhan menantimu tersungkur bersyukur



tole, pergilah mengeja kalam

agar kau paham sasmita semesta alam

menyusu penthil-penthil tuhan

agar tercerap olehmu saripati kehidupan



siang menggarang hingga senja menjemput malam

oh si janda masih saja menanak keringat jadi nasi

menumbuk tulang hingga kram

demi anak lanang semata wayang



ia tolak pinangan setiap laki-laki

kilahnya bahteraku masih kuat berlayar hingga ke tepi

cintanya pada suami sehidup semati



Tole bangun lee...

srengenge akan menyeringai

jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal

bergegaslah meraup muka dan sembahyang

tuhan menantimu tersungkur bersyukur



tole, pergilah menjemput rizki

otot-ototmu telah membesar

otakmu telah penuh pengetahuan

tole, kau sudah bujang

saatnya mencari sangu mengayuh kehidupan



rambut si janda telah menguban

ayu jelitanya sudah memudar

masih saja ia menanak keringat jadi nasi

menumbuk tulang hingga kram

demi anak lanang semata wayang



tole bangun lee...

srengenge akan menyeringai

jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal

bergegaslah meraup muka dan sembahyang

tuhan menantimu tersungkur bersyukur



tole, usia emakmu sudah senja

sudah lelah menghirup nafas

kasihan bapakmu menunggu sampai pulas

kini gilaranmu bangunkan anakmu

setiap pagi sebelum srengenge menyeringai

sebelum hayat lepas dari badan



tole bangunlah lee..

srengenge telah benar-benar menyeringai

bumi lama telah musnah

kini berganti bumi yang bertanah perak

memanggang kaki-kaki yang berpijak

bangunlah mari meneduh bersama di padang mahsyar

tuhan menanti kita tersungkur bersyukur



25032011/20041432:1505