pagi buta seorang janda menanak keringat jadi nasi
menumbuk tulang hingga kram
demi tole semata wayang
buah cintanya dengan suami mendiang
tole bangun lee...
srengenge akan menyeringai
jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal
bergegaslah meraup muka dan sembahyang
tuhan menantimu tersungkur bersyukur
tole, pergilah mengeja kalam
agar kau paham sasmita semesta alam
menyusu penthil-penthil tuhan
agar tercerap olehmu saripati kehidupan
siang menggarang hingga senja menjemput malam
oh si janda masih saja menanak keringat jadi nasi
menumbuk tulang hingga kram
demi anak lanang semata wayang
ia tolak pinangan setiap laki-laki
kilahnya bahteraku masih kuat berlayar hingga ke tepi
cintanya pada suami sehidup semati
Tole bangun lee...
srengenge akan menyeringai
jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal
bergegaslah meraup muka dan sembahyang
tuhan menantimu tersungkur bersyukur
tole, pergilah menjemput rizki
otot-ototmu telah membesar
otakmu telah penuh pengetahuan
tole, kau sudah bujang
saatnya mencari sangu mengayuh kehidupan
rambut si janda telah menguban
ayu jelitanya sudah memudar
masih saja ia menanak keringat jadi nasi
menumbuk tulang hingga kram
demi anak lanang semata wayang
tole bangun lee...
srengenge akan menyeringai
jika melihatmu masih memeluk bantal seperti sundal
bergegaslah meraup muka dan sembahyang
tuhan menantimu tersungkur bersyukur
tole, usia emakmu sudah senja
sudah lelah menghirup nafas
kasihan bapakmu menunggu sampai pulas
kini gilaranmu bangunkan anakmu
setiap pagi sebelum srengenge menyeringai
sebelum hayat lepas dari badan
tole bangunlah lee..
srengenge telah benar-benar menyeringai
bumi lama telah musnah
kini berganti bumi yang bertanah perak
memanggang kaki-kaki yang berpijak
bangunlah mari meneduh bersama di padang mahsyar
tuhan menanti kita tersungkur bersyukur
25032011/20041432:1505 Tweet Follow @tirtanirwana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar