sebab siang seredup petang
dia ingin mencumbu langit
ia kayuh sepeda tuanya
roda-roda mengukir kenangan di genang air
segala rindu ingin segera tumpah
rindu hujan pada tanah
rindunya kepada rumah
dia ingin mencumbu langit
ia kayuh sepeda tuanya
roda-roda mengukir kenangan di genang air
segala rindu ingin segera tumpah
rindu hujan pada tanah
rindunya kepada rumah
sabarlah sebentar sayang
siomai suamimu baru saja habis terjual
biar kusisir rambut panjang hujan
rebuslah air dan tanaklah nasi
nanti kita makan saling suap
lalu mandi saling usap
di sungai lalu lintas
mesin-mesin mengalir deras
sepeda tua terus melaju memburu rindu
dahan dan ranting melambai-lambai
menjelma helai rambut istrinya
mesin-mesin mengalir deras
sepeda tua terus melaju memburu rindu
dahan dan ranting melambai-lambai
menjelma helai rambut istrinya
cepatlah pulang sayang
sebab siang seredup petang
dia ingin merayu hujan
segala resah sesakkan dada
ia lihat kampung di bawah jembatan yang dilaluinya
lidah air tengah menjilati rumah-rumah
dia ingin merayu hujan
segala resah sesakkan dada
ia lihat kampung di bawah jembatan yang dilaluinya
lidah air tengah menjilati rumah-rumah
sebab siang seredup petang
dia ingin segera sampai rumah
Semarang, 01042013
Tweet
Follow @tirtanirwana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar