di antara kemeriahan pesta
akulah jam dinding kecil
lirih berdetak tanpa hentak
agar tak membuat berisik musik-musik
kangen padamu sayang adalah mencumbui sunyi
di antara keriuhan kata-kata
akulah airmata dalam hening doa
hasrat harapan yang hingar bingar
harus kuredam dalam diam
aku tidak sedang berkorban, cinta
sebagaimana gula dalam kopi yang kau seduh
bagaimana mungkin bersatu jika menolak luruh
segala derita tiba-tiba sirna
karena cinta adalah anugrah
sungguh semua mendadak indah
betapa sebenarnya aku ini jembut
di antara rambut-rambut
walau cuma sejumput
namun sering kau elus lembut
seperti majnun menciumi dinding-dinding kediaman laila
kerinduan tak mengenal berhala
apa saja mengenaimu kasih
bagiku laksana semesta tasbih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar