Pages

Selasa, 01 Desember 2015

Kalau Engkau Marah Padaku, Lalu Mau Apa Aku?

Cobaan apa yang belum pernah dialami Rasululah saw dalam berdakwah? Beliau dihina, disiksa sampai diboikot segala. Ditambah dengan meninggalnya pamanda Abu Thalib dan Khadijah istrinya. Dua orang tercinta yang senantiasa berkorban dan menemaninya.
Masih dalam suasana duka baginda Nabi ditemani budaknya, Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif, siapa tahu dakwahnya disambut baik oleh bani Tsaqif. Sesampai di sana Rasulullah saw mendatangi para pemuka suku. Beliau beranggapan dengan tergugahnya hati para tokoh, pengaruh dakwahnya akan lebih signifikan.
Namun yang terjadi jauh panggang daripada api. Alih-alih menerima, justru Rasullah saw dihina, dicacimaki, disuruh agar lekas angkat kaki. Bahkan mereka memprovokasi penduduk untuk mengusir beliau. Baginda Nabi lari dengan dihujani tidak cuma dengan pisuhan bahkan batu sungguhan. Sampai-sampai telapak kaki mulia beliau berdarah membasahi terompahnya. Zaid mati-matian pasang badan menjadi tameng hidup kanjeng Nabi. Bukan main pengorbanannya hingga harus rela kepalanya terkena lemparan mereka. Penduduk Thaif terus meneriaki dan mele mpari keduanya. Hujan makian dan lemparan baru reda setelah beliau berdua masuk kebun milik 'Utbah dan Syaibah, dua anak Rabi'ah.
Jarak kebun itu dari tempat awal beliau dilempari tak kurang dari 5 km. Beliau berdua menempuh jarak itu dengan jalan kaki atau bisa jadi harus merangkak tak hanya sesekali. Dengan tubuh penuh luka, dan entah bagaimana hatinya, di kebun itu beliau berteduh di bawah pohon anggur. Kalau hal ini terjadi pada selain baginda Muhammad, mungkin inilah saat yang tepat untuk sambat dengan mengumpat-umpat. tapi manusia satu ini bukan sembarang manusia. dia laksana berlian di antara bebatuan. memang beliau sambat tapi tanpa mengumpat:
 "اللّهُمّ إلَيْك أَشْكُو ضَعْفَ قُوّتِي ، وَقِلّةَ حِيلَتِي ، وَهَوَانِي عَلَى النّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرّاحِمِينَ ! أَنْتَ رَبّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ رَبّي ، إلَى مَنْ تَكِلُنِي ؟ إلَى بَعِيدٍ يَتَجَهّمُنِي ؟ أَمْ إلَى عَدُوّ مَلّكْتَهُ أَمْرِي ؟ إنْ لَمْ يَكُنْ بِك عَلَيّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِي ، وَلَكِنّ عَافِيَتَك هِيَ أَوْسَعُ لِي ، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِك الّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَك ، أَوْ يَحِلّ عَلَيّ سُخْطُكَ، لَك الْعُتْبَى حَتّى تَرْضَى ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوّةَ إلّا بِك"[ابن هشام 1/ 420]
 “Ya Allah, kepadaMu lah aku mengadukan kelemahan diriku, kekurangan siasatku, dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih, Engkau adalah tuhan kaum yang lemah, Engkaulah Rabbku, kepada siapa lagi Engkau akan menyerahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, atau kepada musuh yang Engkau kuasakan kepadanya urusanku? asalkan Engkau tidak murka kepadaku, (apapun yang terjadi) aku tidak peduli. sungguh teramat luas afiat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung dengan cahaya WajahMu yang menyinari segala kegelapan, yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menimpakan kemurkaanMu kepadaku. Hanya Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha, tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Engkau ….!!!"
Beberapa saat kemudian malaikat Jibril turun. dia mengabarkan kalau Kanjeng Nabi mau, Allah sudah menyiapkan malaikat untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif. Pribadi agung ini menjawab dengan doa yang masyhur itu: اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون ya Allah berilah petunjuk pada kaumku karena sesungguhnya mereka belum mengerti." ---- innallaaha wa malaaikatahu yushalluuna 'alan-naby yaa ayyuhal-ladziina aamanuu shalluu 'alaihi wasallimuu tasliimaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...