Pages

Minggu, 28 Februari 2010

aforisme status update (part 3)

biarlah hujan terus berguruh menggelegar. meneriakkan kegelisahannya akan luka sengat matahari. biarlah hujan terus menjeritkan petirnya. melumat kepongahan manusia tamak. biarlah hujan terus berkilat marah. agar ia puas mengadu menyuarakan getir hatinya. biarlah hujan terus menyemburkan tangisnya. aku akan menatapmu dalam fana tafakurku.

tak kuasa ku melihat pesona indah wajahmu biarlah ragaku tertarik menyatu ke Maha Magnet terlepas dari belenggu fisik nan fana kan kutanggalkan jasad maksiat aku rela terlebur ke dalam dirimu --/^^^-^-^---^----------_______ .................. ....... ... .

nafasku berhembus tanpa kendali, menderu dengan pisau-pisau lena, merajam sadarku atas hadirmu, adamu tak tercerap penuh oleh batas sadarku. aku terlanjur larut dalam lupa terlalu lama. maka kumohon maafmu di tiap lenaku.

Lalu kau berkata “maka mengemislah kepadaku agar dapat kudengar merdu kidungmu.”

“ciumlah sandalku agar dapat kau rasakan betapa nikmatnya bercinta denganku.”

ku memandang getir dirimu saat kau melangkah untuk sebuah kepastian. ketiadaan akan dirimu meninggalkan sayatan yang dalam. kau terlanjur menghujamkan kisah hidupmu di sini. maka tercerabutlah hatiku bersama kepergianmu. kini aku berusaha menumbuhkan kembali sisa-sisa jejakmu. jejak yang takkan pernah lekang dan kan selalu abadi.

di tiap hentakan kutiupkan rindu, di tiap tabuhan kutitiipkan salam, tabuhan itu semakin menghentak kalbu, tak kuasa ku menahan dentuman-dentuman rindu. meledaklah isak tersenggal di kerongkongan. kelenjar air mata tak mampu lagi membendung isinya. salam ta'zhim salam rindu, ditengah gersangnya kepentingan penuh keegoisan, tak kutemukan lagi hadirmu menebar kasih sayang.

aku rindu saat-saat dimana dalam khusyu' doamu, kau sebut namaku.

hatiku tersumbat cintamu, hingga tak mampu lagi menampung meski setitik benci. lihatlah wajahku, jika masih tak kau temukan rindu di semburat galaunya, tataplah kedua matanya. bening lensanya mengantarkanmu menembus curam lembah hatinya. di sana takkan kau dapati kebun asmara, kecuali kau akan terisak memandangnya. tertangkapkah olehmu sesosok badan? tak pernah lelah mulutnya mengucap satu nama, hanya satu nama

selalu begitu..... saat singgah dalam mimpiku, ku merasa kita bisa melawan hukum alam, memutar waktu dan merekayasa kehidupan. maka menyesallah diriku setelah sadar merayap, bayangmu lenyap bersama ekspektasi hampa. aku ber-asa saat-saat seperti itu kan terus terulang menemani tiap tidur sepiku.

tanyakan padanya masih adakah sebersit rindu, walau hanya tertawan oleh angin malam mengantar mimpi, katakan padanya aku tak lagi memikirkannya, hatiku sudah berkali-kali tertampar api kecewa. tapi tak perlu memintanya belas aku sudah melupakannya, aku tercandu oleh tamparan mesra menggiringku menuju ekstase abadi.

aku rela akuku. tapi, entah kenapa sembelit pilu kalbuku masih terasa melihat kau tak bergeming atas sahutanku kucoba tuk lebih rela kubiarkan kau bercumbu entah dengan sepi atau mungkin telah tentram bersamanya mungkinkah aku bebas dari cengkraman cintamu atau mungkin lebih tepatnya dari hayalan cintaku tentangmu

aku rasuk dalam sebuah alam tanpa batas waktu dan ruang. memanggil kembali kenanganku kepada murninya mitsaq. meski terantuk-antuk, aku sungguh menikmati saat ku mulai tersedot. hilanglah sadarku akan arti sebuah ada. karena adamu telah memenuhi sadarku. dengan penuh sadar ku bersaksi untukmu.

ku kan coba tuangkan secukupnya susu pada pekatnya kopi di pagi ini. kuaduk hingga kelamnya benar-benar hilang untuk mencerahkan pagiku yang hilang. siapakah yang mau menjadi secercah susu untuk menerangi kopiku?

engkau datang sekedar untuk menjengukku atau hendak menjemputku? Kini mataku matamu, mulutku mulutmu, telingaku telingamu, kakiku kakimu. karena kehendakmu adalah kehendakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...