Pages

Senin, 07 Februari 2011

Tafsir Al-Mursalat (ayat 35-40)

هَـَذَا يَوْمُ لاَ يَنطِقُونَ * وَلاَ يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ * وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لّلْمُكَذّبِينَ * هَـَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالأوّلِينَ * فَإِن كَانَ لَكمُ كَيْدٌ فَكِيدُونِ * وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لّلْمُكَذّبِينَ *


35. Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu),
36. dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur.
37. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.
38. Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang terdahulu.
39. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku.
40. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.


(هَـَذَا يَوْمُ لاَ يَنطِقُونَ)
Pada hari itu mereka tidak bisa berbicara apapun. Mereka terdiam melihat dahsyatnya hari kiamat. Dengan menarik Al-Thabari mengajukan pertanyaan dengan menghadapkan ayat lain dari al-qur’an yang seolah paradoks dengan ayat ini, “lalu bagaimana dengan ayat al-qur’an yang menerangkan bahwa penghuni neraka berkata (رَبّنا أخْرِجْنا مِنْها) “Tuhan keluarkanlah kami darinya (neraka)” dan ucapan mereka (رَبّنا أَمَتّنا اثْنَتَينِ وأحْيَيْتَنا اثْنَتَين) “Tuhan matikanlah kami dua kali dan hidupkan kami dua kali”? Maka jawabnya adalah bahwa mereka tidak bisa berbicara hanya pada saat-saat tertentu saja, tidak selama-lamanya. Bisa juga dimaknai Allah menjadikan pembicaraan mereka itu sama seperti mereka tak berbicara. Karena pembicaraan mereka tak lagi didengar dan bermanfaat sebagaimana dituturkan oleh Zamakhsyari dan al-Alusi.

(وَلاَ يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُونَ)
Mengenai lafadz “وَلاَ يُؤْذَنُ” (mereka tak diizinkan), al-Alusi mengutip dua pendapat. Pertama, mereka tak diizinkan berkata-kata sama sekali. Kedua, mereka tak diizinkan beralasan (mengajukan ‘udzur). Sedangkan pada lafadz (فَيَعْتَذِرُونَ) para ulama sepakat menjadikannya ‘athaf dari lafadz (وَلاَ يُؤْذَنُ). Maka maknannya menjadi mereka tidak diizinkan (berbicara/ beralasan/udzur) dan mereka tak dapat untuk mengajukan alasan atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Bahkan para ulama melarang membacanya nashab sebagai tarkib jawab. Hal ini bermaksud agar kalam itu berfaidah tidak adanya pengajuan udzur/ alasan secara mutlak. Artinya mereka memang tidak punya alasan atas dosa-dosa mereka dan (sehingga) mereka tak dapat mengajukan alasan. Hal ini juga untuk menghindari anggapan bahwa mereka tidak mengajukan udzur/ alasan adalah karena tidak adanya izin kepada mereka. Sehingga tidak ada asumsi bahwa mereka sebenarnya punya udzur atas dosa-dosa mereka, tetapi karena tidak diizinkan mereka tidak dapat mengajukan udzurnya tersebut.

(هَـَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنَاكُمْ وَالأوّلِينَ)
Hari ini adalah hari pemisahan. Pemisahan antara orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang celaka. Ada pula yang mengatakan pemisahan antara para Nabi dan umatnya. Allah mengumpulkan manusia menjadi satu dari umat yang terdahulu sampai umat akhir zaman dalam padang mahsyar.

(فَإِن كَانَ لَكمُ كَيْدٌ فَكِيدُونِ)
Dalam ayat ini Allah menantang orang-orang kafir. Mengingat berita tentang hari kiamat yang mereka dustakan sudah mereka dengar sejak di dunia, maka apabila mereka mempunyai tipu daya yang telah mereka persiapkan agar selamat dari siksaan pada hari ini lakukanlah sekarang juga. Ayat tersebut juga dapat berfaedah taqri’ (gertakan), tahqir (ejekan), takhjiil ( ), ta’jiiz (menunjukkan kelemahan dan ketidak berdayaan), taubikh (mempertanyakan kembali kesombongan mereka ketika di dunia).

Tafsir ijmali
Kelompok ayat ini menggambarkan keadaan orang-orang kafir pada saat mereka melihat dan menghadapi siksaan pada hari kiamat. Mereka terdiam tak bisa berkata sama sekali akibat dahsyatnya keadaan hari kiamat dan siksaan yang akan mereka terima. Mereka tak bisa beralasan lagi atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Pada hari itu juga Allah mengumpulkan semua umat manusia dari zaman terdahulu sampai umat akhir zaman. Mereka dipisahklan berdasarkan yang beruntung dan celaka. Kemudian Allah menantang orang kafir untuk melaksanakan tipu daya bila mereka sudah punya tipu daya agar selamat dari siksaan tersebut. Maka kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Mendustakan berita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...