Pages

Senin, 07 Februari 2011

Tafsir Surat Al-Mursalat (ayat 41-45)

إِنّ الْمُتّقِينَ فِي ظِلاَلٍ وَعُيُونٍ * وَفَوَاكِهَ مِمّا يَشْتَهُونَ * كُلُواْ وَاشْرَبُواْ هَنِيـَئاً بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ * إِنّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ * وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لّلْمُكَذّبِينَ *

41. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air.
42. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini.
43. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan."
44. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
45. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.


(إِنّ الْمُتّقِينَ فِي ظِلاَلٍ وَعُيُونٍ)
Al-Alusi memasukkan orang-orang mu’min yang maksiat ke dalam golongan muttaqin. Alasannya karena posisi ayat ini dimaksudkan sebagai perbandingan terhadap orang-orang yang mendustakan. Lafadz “ظِلاَلٍ” (naungan/ bayangan) digunakan untuk menyebut tempat dimana sinar matahari tak bisa sampai kepadanya. Maka maknanya lebih umum daripada “الفيء” (gelap) yang hanya digunakan untuk menyebut tempat dimana matahari tak terlihat. Menurut al-Tsa’labi dan Jalaluddin al-Mahalli, penggunaan kata zhilaal adalah untuk menggambarkan betapa lebatnya pepohonan-pepohonan yang menaungi orang-orang yang bertakwa sehingga mereka terhindar dari panas.
(إِنّ الْمُتّقِينَ فِي ظِلاَلٍ وَعُيُونٍ * وَفَوَاكِهَ مِمّا يَشْتَهُونَ *) susunan ayat-ayat tersebut dalam ilmu balaghah disebut saja’ murasha’, yakni kesesuaian bunyi akhir dari dua atau lebih kalimat yang terpisah. Kata “يَشْتَهُونَ” menunjukkan bahwa disana orang yang bertakwa mendapatkan apa saja yang mereka inginkan, tidak seperti kenikmatan di dunia yang hanya bisa diperoleh dari apa yang biasa ditemukan.

(كُلُواْ وَاشْرَبُواْ هَنِيـَئاً بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ)
Mereka dipersilahkan makan dari pepohonan dan buah-buahan, juga minum dari mata air yang mengalir di sekitar pepohonan tersebut. Kenikmatan ini adalah balasan atas keimanan dan amal-amal shalih lainnya yang mereka kerjakan sewaktu di dunia.

(إِنّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ)
Penggunaan kata muhsinin bermaksud untuk memuji orang-orang yang bertakwa (muttaqiin) atas kebaikan mereka. Seperti itulah Allah akan membalas amal perbuatan orang-orang-orang yang bertakwa. Allah tak akan menyia-nyiakan amal perbuatan mereka.

Ibnu “Arabi juga memberi tafsir sufistik atas keompok ayat ini sebagai pembanding terhadap rangkaian ayat sebelumnya. Dia menuturkan “sesungguhnya orang muttaqiin --mereka yang bersih (membersihkan diri) dari sifat-sifat nafsu dan segala bentuk konsekuensi amal (pahala-dosa, pen.), mereka yang terlepas dan terbebas dari semua itu-- berada di dalam naungan sifat-sifat ilahiyah. Mereka juga berada pada sumber pengetahuan (‘ulum), kemakrifatan (ma’arif), hikmah (hikam), dan hakikat (haqa’iq). Semua itu mereka dapatkan dari hasil tajalli (pengejawantahan) sifat-sifat Tuhan dalam diri mereka. Maka disediakan bagi mereka juga buah-buah mahabbah (percintaan) dan mudrikaat (ekstase dalam pengalaman spiritual) berdasarkan keinginan dan kehendak mereka kapanpun mereka mau. Mereka dipersilahkan menyantap buah-buah itu dan mereguk semua mata air (sumber) tersebut. Santap dan reguklah dengan senikmat-nikmatnya sebagai balasan atas amal-amal suci dan riyadhah kalbu yang kalian lakukan. Seperti itulah Allah membalas muhsinin (orang-orang yang berihsan) yang menyembah Allah dalam maqam musyahadah (penyaksian) terhadap sifat-sifat dan dzat-Nya. (mengingat (sabda Nabi) ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan kau melihat/ menyaksikan-Nya).”

Tafsir ijmali
Dalam ayat ini Allah memamerkan keadaan orang-orang bertakwa di hari kiamat. Mereka terhindar dari panasnya api neraka dan disediakan makanan dan minuman apapun yang mereka inginkan. Kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah balasan dari Allah atas amal-amal shalih mereka ketika di dunia. Dengan demikian semakin tersiksalah batin dan mental kaum kafir melihat perlakuan Allah terhadap mereka. Maka kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Mendustakan apa yang telah Allah kabarkan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...