Pages

Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Februari 2015

DOWNLOAD LAGU DI SOUND CLOUD TANPA HARUS "MENDOWNLOAD"


Anda pengguna android dan suka mendengar lagu via sound cloud?


Jika youtube rajanya video online, nah sound cloud kini menjadi salah satu jejaring sosial berbasis audio yang terpopuler. Anda bisa saling berbagi suara dengan para penggunanya. Sebagaimana youtube, berbagi di sound cloud juga gratis.
Sound cloud juga sering digunakan sebagai media promosi para musisi. Jadi jika kalian kesulitan mencari lagu baru, sound cloud bisa jadi alternatifnya.
Cara mendaftarnya pun tak perlu repot karena sound cloud bisa terhubung dengan google+ dan facebook. Baiklah sebelum menuju jurus download tanpa men"download", saya beberkan syaratnya dulu:
> Hape anda harus sudah terpasang memorycard eksternal.
> Cari aplikasi soundcloud di playstore. Sobat bisa download di sini
> Pasang!
Bila sudah terinstall, it's time to rock... we go here:
* Buka aplikasi sound cloud yang telah terunduh.
* Kalau belum punya akunnya, sign up (daftar) dulu bro. Pake akun facebook atau google plus bisa.
* Cari lagu yang anda inginkan.
* Putar dan dengarkan sampai tuntas.
Sudah puas? Sadar atau tidak kamu sudah mendownload lagu yang baru saja kamu dengar. Tidak percaya? Matikan koneksi internetmu. Putar lagi lagu tadi. Still working isn't it? Apa artinya? aplikasi sound cloud anda menyimpan chacenya dalam hape android anda. Mari kita buktikan:
- buka file manager



- masuk ke memori eksternal
- klik folder android > data


- cari + klik folder " com.soundcloud.android"


- klik folder files > stream > complete
- klik file yang ada muncul pilihan open with/ buka dengan.....


- pilih audio
Tada...
Itulah file musiknya. Karena masih dalam bentuk cache, file tsb tidak berformat. Anda bisa mengganti nama
/ rename filenya dan menambahkan format mp3 agar terdeteksi di mp3 player.
Jika masih kesulitan dengan cara diatas, buka saja situs: savefrom(dot)net atau download aplikasi sound cloud downloader.
Silahkan mencoba...
:: Sayangnya dalam mengupload suara, kita belum bisa leluasa. Sebab sound cloud membatasi kuota durasi max 2 jam.
------




Jumat, 09 Mei 2014

Tembang Sangkan Paraning Dumadi

oleh: warih firdausi



لا اله الا الله الملك الحق المبين
محمد رسول الله صادق الوعد الامين

ileng-ileng sira menungsa
sangka apa sliramu ana
uripmu kanggone apa
menyang endi sakwuse seda

sangka banyu ingkang ina
didadekke makhluk paling mulya
disugati nikmate ndunya
banjur syukur apa kufur ira

banting tulang anggonmu kerja
eman-eman gur golek donya
diniati ditirakati
kanggo sangu mbesok bali

dunya ibarat jembatan
dalan nuju alam kelanggengan
mula aja digondeli
merga ora digawa mati

sugih mlarat rakyat pejabat
kabeh kui sak derajat
mungguh allah sing paling mulya
namung wong kang paling takwa

lirkadya godhong sing keli
sira mili ing titahe gusti
sing sabar syukur semeleh
insya allah atine sugeh.

Pengakuan Abu Nawas



إلهي لست للفردوس أهلا
و لا أقوى على نار الجحيم
فهب لي توبة و اغفر ذنوبي
فإنك غافر الذنب العظيم

Ya Allah Gusti kula sanes ahli swarga
Nanging kula mboten kiat teng neraka
Milo paringana kula pangapura
Namung Panjenengan kang nglebur dosa-dosa

Tuhan hamba bukanlah penghuni surga
Namun ku tak tahan siksaan neraka
Maka ampunilah dosa-dosa hamba
Hanya Engkaulah Maha Pelebur dosa

ذنوبي مثل أعداد الرمال
فهب لي توبة يا ذا الجلال
و عمري ناقص في كل يوم
و ذنبي زائد كبف احتمالي

Dosa-dosa kula lirkadya wedi
Mugi tobat kula Panjenengan tampi
Umur kula saya cedak maring pati
Dosa kula mundak lajeng kados pundi

Dosaku sebanyak debu padang pasir
Trimalah taubatku sebelum berakhir
Usiaku berkurang di setiap nafas
Dosaku berkubang sanggupkah hamba kuras

إلهي عبدك العاصي آتاك
مقرا بالذنوب و قد دعاك
و إن تغفر فأنت لذاك أهل
و إن تطرد فمن يرجو سواك

Gusti dalem sowan madep kanthi ndredhek
Mbeta kelepatan ingkang kathah sanget
Menawi sowan kula Panjenengan tundung
Maring sinten meleh kula nyuwun tulung

Tuhan ku menghadap berlumur maksiat
Kuketuk pintumu mengharap rahmat
Jika Kau tak berkenan memberi maaf
Pada siapa lagi hamba kan berharap

Senin, 15 Juli 2013

Kedamaian Sejati - Letto



Mungkin tidak mudah memaafkan orang yang membenci kita. Tetapi memaafkan orang yang kita benci. lebih sulit lagi. Ketika kita mampu melampaui keduanya, maka datanglah kedamaian sejati. Dimana hati tak lagi terisi dengki dan benci. Di mana hari-hari penuh cinta mewarna-warni. Memaafkan adalah kunci utama dalam membangun kedamaian. Demikian makna yang saya cerna dari single terbaru Letto bertajuk "Kedamaian Sejati" yang dirilis 1 Juli 2013. Masih menjadi ciri khas Letto; menyajikan lirik yang mengajak kita berkontemplasi tanpa diksi yang menggurui.
enjoy....



Kedamaian Sejati  Letto

apakah mimpiku yang terlalu tinggi
dimana semua saling berbagi cinta
dirimu dirinya dan semua dari kita
seharusnya bergandengan bersama

genggamlah dengan hati
tangan yang pernah kau benci
berikan cinta suci
yang menjadi kedamaian sejati

ketika ambisi yang terlalu tinggi
membuat semua lupakan arti cinta
dirimu dirinya dan semua dari kita
seharusnya bergandengan bersama

genggamlah dengan hati
tangan yang pernah kau benci
berikan cinta suci
yang menjadi kedamaian sejati

___


Jumat, 04 Januari 2013

Ulasan Lagu Jalan Sunyi-Emha Ainun Nadjib

  



Awal saya menegenal nama Cak Nun ( Emha Ainun Nadjib ) adalah ketika saya duduk di bangku MI (tepatnya kelas berapa saya lupa). Waktu itu, bapak membeli kaset tape yang berisi musik Kyai Kanjeng . Pertama kali mendengarnya, telinga saya merasa bising. Iki musik cap apa? kok mbrebeki kuping. Untung saya belum kenal kata diancuuk. Lalu saya sering melihatnya di televisi memberi petuah-petuah tentang kenegaraan. Entah mungkin karena kualat, saya mulai menggemari dia saat pertama kali bersentuhan dengan bukunya yang berjudul "Slilit Sang Kyai" yang saya temukan di perpus sekolah MA NU RAUDLATUL MUALLIMIN WEDUNG . Edan tenan orang ini, dia bisa mengemas tulisan yang seringkali berat dengan bahasa yang sangat nakal. Sepulang ke rumah saya cari kaset yang dibeli bapak beberapa tahun yang lalu. Sayangnya tidak ketemu. Akhirnya kerinduan saya terlampiaskan setelah berkenalan dengan internet. Saya bisa mendownload lagu-lagunya, tulisan-tulisannya, dan ceramah-ceramahnya.
Yang saya kagumi dari Cak Nun bukan saja pemikiran dan humornya, terlebih lelaku hidupnya yang konsisten. Berbagai gelar dan julukan disematkan padanya. Kyai, sastrawan, budayawan, pemikir, tokoh reformasi. Tapi Cak Nun tidak peduli semua sebutan-sebutan itu. Dia hanya nyaman sebagai manusia biasa. Dia mampu menjadi manusia seutuhnya di tengah-tengah banyak orang yang karena kedudukannya menjadi kehilangan kemanusiaannya. Kalau sudah menjadi kyai tak mau lagi nongkrong di warung kopi. Sudah menjadi pejabat malu kalau tidak pakai jas berdasi. Emha tak segan berkaos oblong, tak sungkan lungguh lesehan berjam-berjam bersama rakyat merayakan kemanuisaan. dia tak terusik dengan pujian dan makian yang dialamatkan padanya karena dia sudah memuji dan memaki-maki dirinya sendiri.
Namun kini, beliau sepertinya sudah mengundurkan diri dari gemerlap media. Dia meneguhkan lelaku hidupnya yang tercermin dalam puisinya yang kemudian dijadikan lagu berjudul “Jalan Sunyi.”
Dalam tulisan ini saya tidak menafsirkan lirik lagunya. Saya hanya berusaha memahami dan menyimpulkan puisinya berdasarkan tulisan-tulisan dan ceramah-ceramah yang pernah saya baca dan saya dengar.

Jalan sunyi

 

Akhirnya kutempuh/ jalan yang sunyi mendendangkan lagu bisu/ sendiri di lubuk hati/ puisi yang kusembunyikan dari kata-kata/ cinta yang takkan kutemukan bentuknya

kalau memang tak bisa engkau temukan wilayahku/ biarlah aku yang terus berusaha mengetuk pintu rumahmu/ kalau memang tak sedia engkau menatap wajahku/ biarlah para kekasih rahasia allah yang mengusap-usap kepalaku

mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu/ Mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan hidupmu/ Ambilah ambillah... akan kumintakan izin kepada Allah yang memilikinya/ Sebab toh bukan diriku ini yang kuinginkan dan kurindukan


-------------

Akhirnya kutempuh/ jalan yang sunyi mendendangkan lagu bisu/ sendiri di lubuk hati/ puisi yang kusembunyikan dari kata-kata/ cinta yang takkan kutemukan bentuknya

Sepertinya lirik ini menceritakan keputus-asaan seseorang menghadapi kehidupan duniawi. Baik yang telah mendapatkan dan merasakan seluruh gemerlap kenikmatannya, atau pun yang gagal, tidak mampu mencapainya. Bagi yang sudah pernah merasakan segala kenikmatan dunia, dunia ini terasa membosankan. Kekayaan, kemasyhuran, segala keberlimpahan tak mampu membuatnya bahagia. Akhirnya dia tahu borok-borok dunia. Orang-orang yang memujinya tak sepenuhnya tulus, mereka menyimpan kepentingan. Dia hanya dijadikan alat pemuas nafsu mereka. Bagi yang gagal mencapainya, dia kecewa, ternyata dunia selalu menipunya. Semua usahanya tak dihargai, karyanya tak diakui, cintanya tak pernah diterima. Hanya duka dan luka yang ia derita. Akhirnya dia memilih menempuh jalan sunyi. Jalan yang jarang dilalui kebanyakan orang. Jalan sejati. Jalan untuk lebih mengenal dan akrab dengan yang inti, yang hakiki. Jalan ilahi.
Jalan sunyi itu seperti lelaku puasa. Melawan mainstream. Ada makanan tak dimakan. Ada minuman tak diminum. Ada banyak wanita hanya satu yang dipilih. Ada kursi tak diduduki. Ada kekuasaan tak dijabat. bernyanyi tak berbunyi, menangis tak didengarkan, menjerit tak diperhatikan. berkarya tak dihargai, ada tak diakui, mencintai malah dibenci, hadir tak pernah menjadi. Kita tahan dan tangguhkan semua itu demi menuju Makan sejati.

kalau memang tak bisa engkau temukan wilayahku/ biarlah aku yang terus berusaha mengetuk pintu rumahmu/ kalau memang tak sedia engkau menatap wajahku/ biarlah para kekasih rahasia allah yang mengusap-usap kepalaku

Bait ini adalah ungkapan kekecewaan kepada dunia. Penyairnya seolah-olah berkata kepada dunia, “wahai dunia kalau memang engkau tak mampu menemukan arti kehadiranku. Engkau tak bisa mengerti dan memahami usahaku untukmu, tidak apa-apa. tak mengapa, tidak masalah bagiku. Biarlah aku saja yang terus menghormatimu, terus melayanimu, terus mempelajarimu. Bahkan kalau pun engkau sebenarnya sudah mengetahui arti kehadiranku, tapi engkau tetap tak bersedia menghormati dan menghargai semua yang kulakukan untukmu, biarlah, biarlah. Aku tidak peduli, nothing to lose. Aku Rak Pethe’en. Biarlah Tuhan dan kekasih-Nya yang selalu menyayangiku, selalu memanjakan diriku, selalu menuntun jalanku.”
Dalam bahasa
Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ya dunya ghurri ghairi laqad thallaqtuki tsalatsan.” Wahai dunia, rayulah selain aku, sungguh aku sudah jatuhkan talak tiga kepadamu. Namun kita tak perlu se-ekstrim itu, kita ganti saja berkata, wahai dunia aku mencintai gemerlap kenikmatanmu. Tapi jangan harap kamu menjadi pengantinku. Karena kamu hanyalah jembatan yang mengantarkanku kepada pengantin yang sejati, dia yang inti, yang hakiki. Dunia jangan kita masukkan dalam hati. Kalau dunia kita biarkan bersemayam dalam hati, dia akan jadi raja dan kita menjadi budaknya. Taruh dia di tangan kita, maka kita akan dengan mudah mempermainkannya.

Mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu/ Mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan hidupmu/ Ambilah ambillah... akan kumintakan izin kepada Allah yang memilikinya/ Sebab toh bukan diriku ini yang kuinginkan dan kurindukan

Mungkin kehidupan duniawi ini memang selalu menipu. Al-Qur’an sendiri telah memperingatkan, wamal hayatud dunya illa mata’ul-ghurur. Kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Dia selalu memanfaatkan kita. Sepertinya tangan lembutnya mengusap-usap, padahal dia mencabik-cabik dengan kukunya. Seolah-olah dia memeluk kita, tapi sekaligus menggigit leher kita. Kelihatannya dia mengulurkan bantuan ternyata untuk meraih keuntungan pribadi yang lebih besar. Namun sang penyair berkata biarlah, karena aku sudah menempuh jalan sunyi, engkau mau apa dariku, ambillah, engkau mau emas freeport silahkan habiskan, kamu ingin reog ponorogo, silahkan dipatenkan. Kalian pingin pulau ambalat, silahkan caplok, kita masih punya ribuan pulau lagi. Kamu pingin menang piala AFF, sak karepmu, kita memang sedang berpuasa juara, buat apa menang kalau melukai hati yang kalah. Kita orang jawa punya slogan menang tanpo ngasorake (menang tanpa merendahkan yang lain). Kamu ingin minyak dan seluruh hasil bumi Indonesia, mangga disedot gan... Tidak apa, bangsa kita kan punya kesadaran tasawuf tingkat tinggi. Memang sangat tipis bedanya antara jadi orang sufi dan orang sableng. Makanya ada seorang sufi yang dijulkuki majnun (si gila).
Lirik ini senada dengan yang dikatakan Mawlana Jalal ad-Din RumiTake away what i want. Take away what i do, Take away what i need. Take away everything what take me from you. Ambillah apa yang kuinginkan, ambillah [hasil] yang kulakukan, ambillah yang kubutuhkan, ambillah semua yang mengambilku darimu. Ambillah semua yang menjauhkanku darimu.
Kalau sudah mampu bersikap demikian kita akan sampai pada yang dikatakan Bayazid Bastami بايزيد بسطامىwhen he without all, he with all.” Ketika seseorang sudah tanpa apa-apa, dia punya segalanya. Kita tak lagi merasa memiliki dan kehilangan, walaupun semua datang dan pergi dari kita. Apanya yang hilang kalau kita tidak [merasa] memiliki apa-apa. Bahkan kita tidak memiliki diri kita sendiri. Bukankah semua ini milik-Nya, bukankah semua yang melekat pada kita hanya titipan saja?


#tulisan yang pernah disampaikan dalam diskusi bersama remaja Ukrimat Masjid Sekayu, Semarang Tengah.

Selasa, 04 Desember 2012

Tafsir atas Sandaran Hati – Letto; “Tawakal dalam Ke-Tawhid-an”*


Menurut saya letto adalah salah satu dari sedikit band Indonesia yang punya idealisme. Pemilihan nama letto tidak dimaksudkan merujuk pada arti apapun. Letto adalah kata yang tidak punya arti/ makna. Pemilihan nama tanpa makna merupakan langkah tidak populer dalam arus mainstream. Letto mendekosntruksi tatanan nama dan makna. Dimana makna menjadi logosentrisme dari sebuah nama. Letto tidak memilih nama berdasarkan kata yang sudah terdefinisi. Para personilnya justru ingin membuat makna Letto dengan apa yang mereka lakukan. Singkatnya, Letto berarti apa dan bagaimana mereka berkreasi.
Dalam kesempatan kali ini saya hanya mencoba menafsirkan lirik lagu sandaran hati. Saya tidak membahas kualitas musikalitas mereka, karena saya belum paham musik :). Menariknya, penulis lirik lagunya (Sabrang Mowo Damar Panuluh/ Noe) tidak ingin memonopoli makna atas lagunya. Dia membebaskan setiap penikmat lagu memberi arti berdasarkan pengalamannya sendiri. Hal ini mengingatkan saya pada pemikiran para filosof postmodern, seperti Heidegger dan Derrida. “Matinya” sang pengarang (author) menjadi trend baru dalam memahami teks.



Sandaran Hati:

Yakinkah ku berdiri/ Di hampa tanpa tepi/ Bolehkah aku/ Mendengarmu
Terkubur dalam emosi/ Tanpa bisa bersembunyi/ Aku dan nafasku/ Merindukanmu
Terpuruk ku di sini/ Teraniaya sepi/ Dan ku tahu pasti/ Kau menemani/ Dalam hidupku/ Kesendirianku

Teringat ku teringat/ Pada janjimu ku terikat/ Hanya sekejap ku berdiri/ Kulakukan sepenuh hati/ Peduli ku peduli/ Siang dan malam yang berganti/ Sedihku ini tak ada arti/ Jika kaulah sandatan hati/ Kaulah sandaran hati/ Sandaran hati

Inikah yang kau mau/ Benarkah ini jalanmu/ Hanyalah engkau yang ku tuju/ Pegang erat tanganku/ Bimbing langkah kakiku/ Aku hilang arah/ Tanpa hadirmu/ Dalam gelapnya/ Malam hariku

Teringat ku teringat/ Pada janjimu ku terikat/ Hanya sekejap ku berdiri/ Kulakukan sepenuh hati/ Peduli ku peduli/ Siang dan malam yang berganti/ Sedihku ini tak ada arti/ Jika kaulah sandatan hati/ Kaulah sandaran hati/ Sandaran hati

-----

Yakinkah ku berdiri/ Di hampa tanpa tepi/ Bolehkah aku/ Mendengarmu
Terkubur dalam emosi/ Tanpa bisa bersembunyi/ Aku dan nafasku/ Merindukanmu
Terpuruk ku di sini/ Teraniaya sepi/ Dan ku tahu pasti/ Kau menemani/ Dalam hidupku/ Kesendirianku

Lirik ini mengajak kita mempertanyakan keberadaan diri. Mempertanyakan menjadi jurus jitu dalam hal menanam gagasan. Pendengar tidak disuguhi bahasa yang langsung jadi. Dia harus mengolahnya lagi melalui kontemplasi. Dimanakah kita saat ini? Dalam filsafat emanasi, ruang dan waktu adalah mutlak. Segala sesuatu bereksistensi dalam keduanya. Ukuran adalah keterbatasan manusia memahami fenomena. Lirik ini tidak memaksa kita mempercayai emanasi, justru mengajak kita mempertanyakannya kembali. Benarkah kita dalam hampa yang tak bertepi? Lalu dimana engkau Tuhan, asal segala kejadian, sebab setiap akibat? Bolehkah aku mendengar [kabar] tentang-Mu?
Terkubur dalam emosi/ Tanpa bisa bersembunyi/ Aku dan nafasku/ Merindukanmu.... 
Menghadapi  realitas kehidupan, berbagai perasaan seperti senang, sedih, gembira, takut, cemas, galau mengisi hati silih berganti. Seringkali kita tak mampu mengendalikan semua emosi itu. Kita terkadang merasa ingin lepas dari segala kepenatan itu. Namun, adalah kepastian bahwa kita terlahir di dunia dibekali dengan emosi (perasaan). Kita tak bisa bersembunyi menghindarinya. Di saat seperti inilah betapa setiap kerinduan membuncah kepada Dia yang selalu memberi ketentraman.
Terpuruk ku di sini/ Teraniaya sepi/ Dan ku tahu pasti/ Kau menemani/ Dalam hidupku/ Kesendirianku.
Dalam keterpurukan kita mengarungi kehidupan, dimana sebagian besar manusia memilih menghalalkan segala cara demi memperturutkan nafsunya, kesepian-lah yang kita tempuh karena memilih berjalan sesuai aturan-Nya. Namun yakinlah, selama kita berada dalam jalan-Nya, Dia selalu menemani kita di setiap kita melangkah.

Teringat ku teringat/ Pada janjimu ku terikat/ Hanya sekejap ku berdiri/ Kulakukan sepenuh hati/ Peduli ku peduli/ Siang dan malam yang berganti/ Sedihku ini tak ada arti/ Jika kaulah sandaran hati/ Kaulah sandaran hati/ Sandaran hati

Pada zaman azali, Tuhan meminta persaksian diri “alastu birabbikum (bukankah Aku ini Tuhanmu)?” kita bersama semua manusia serentak menjawab “iya.”  Bukankah itu berarti kita sudah terikat perjanjian dengan Tuhan? Berjanji untuk mengakui Dia sebagai satu-satunya tujuan, sebagai satu-satunya yang berkuasa. Dunia sekedar jalan yang kita tempuh, yang meski sebentar harus tetap kita lalui dan lampaui dengan sungguh-sungguh. Apalah artinya penderitaan jika hati telah bersandar hanya kepada-Nya yang akan menebus setiap sedih dengan segala kasih.

Inikah yang kau mau/ Benarkah ini jalanmu/ Hanyalah engkau yang ku tuju/ Pegang erat tanganku/ Bimbing langkah kakiku/ Aku hilang arah/ Tanpa hadirmu/ Dalam gelapnya/ Malam hariku

Dalam lirik ini terdapat pembedaan antara mau (kehendak) dan jalan. Kehendak Allah, menurut Ibnu Arabi terbagi menjadi dua: amr tawqify, amr taklify. yang pertama adalah perintah (baca: kehendak) Allah yang telah dia tetapkan sejak zaman azali berkaitan dengan hukum alam yang kemudian dalam istilah arab kita sebut sunnatullah. contoh Allah membuat setiap makhluk itu berpasang-pasangan. ada baik ada buruk, ada iman ada kufur, ada aksi dan reaksi. Yang kedua adalah kehendak (perintah) Allah yang dibebankan kepada manusia melalui nabi-nabi-Nya. Kehendak Allah ini sering juga disebut dengan syari'at-Allah. Dan amr taklify inilah berkonsekuensi pahala dan dosa.
Dalam al-Qur'an terdapat ayat “walillahi yasjudu man fis-samawati wal-ardhi thaw'an wa karhan wa zhilaa-luhum bil-ghuduwwi wal-ashaal.” ini artinya semua ciptaan Tuhan bersujud kepada-Nya dengan ta'at ataupun terpaksa. Jadi walaupun orang kafir menentang Allah dan tidak mau tunduk dalam syari'at-Nya, sebenarnya dia tunduk patuh kepada perintah Allah yang pertama (amr tawqify). Sebagai orang yang mengaku beriman, kita harus tawakkal berserah dan memasrahkan diri menuju pada jalan Allah yang kedua (hanyalah engkau yang ku tuju). Pasrah pada syari'at-Nya. Bukan sekedar pasrah pada hukum alam (amr tawqify)
Jika sudah demikian maka berkenanlah cinta Tuhan jatuh kepadanya seperti disebutkan dalam hadits qudsi, “fa-idzaa ahbabtuhu kuntu sam’ahu alladzi yasma’u bihi kuntu ‘ainahu allati yubshiru biha kuntu lisaanahu alladzi yanthiqu bihi kuntu rijlahu allati yabthisyu biha.” Ketika Aku sudah mencintainya, maka telinganya adalah telngakku, matanya mataku, lidahnya lidahku, kakinya kakiku.
Tanpa hadirnya Tuhan dalam jiwa, bagaimana bisa kita berada dan mengada? Apa yang tidak mengabarkan tentang Dia? Setiap gerak adalah energi dari pancaran quwwah-Nya. La haula wala quwwata illa billah. Maka absennya Tuhan dalam kehidupan diibaratkan gelapnya malam. Karena Dial ah yang menerangi setiap sudut langit dan bumi. Allahu nurus-samawati wal-ardhi...
Ketika engkau sudah pasrah total, maka kehendakmu sendiri lenyap, aku-mu hilang. semua menyatu dalam kehendak dan keakuannya. seperti daun yang hanyut di alir air, daun itu memang tampak bergerak tapi gerak sejati adalah gerak aliran air. daun tak mampu bergerak tanpa didorong oleh arus air. Maka tawakkal sejati adalah pasrah ber-Tawhid kepada-Nya.

Teringat ku teringat/ Pada janjimu ku terikat/ Hanya sekejap ku berdiri/ Kulakukan sepenuh hati/ Peduli ku peduli/ Siang dan malam yang berganti/ Sedihku ini tak ada arti/ Jika kaulah sandatan hati/ Kaulah sandaran hati/ Sandaran hati

Siapakah sandaran hati kita selama ini?


"ketika kau terus mencari tetapi tak kunjung ketemu. Kalau kau telah lelah berusaha namun berhasil nihil. jika kau senantiasa berdoa dan merasa tak pernah dikabulkan. Kau pun sudah tabah menahan derita berkepanjangan. Pasrahlah. seperti pasrahnya dawai yang dipetik, seperti seruling yang ditiup, seperti biola yang digesek, seperti drum yang digebuk. Lalu dengarlah betapa indah melodi yang Dia mainkan."


*tulisan yang pernah disampaikan dalam diskusi bersama remaja masjid at-Taqwa, Sekayu, Semarang Tengah.

Selasa, 20 November 2012

Imagine - John Lennon (The Beatles) - Cover by 9 year old DOMINIQUE


Imagine there's no heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today...


Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace...

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one

Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world...

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one

---

Bayangkan surga itu tidak ada
Sangat mudah jika kau coba
Tidak ada neraka di bawah kita
Di atas kita hanya langit
Bayangkan semua orang
Hidup untuk hari ini ...

Bayangkan tidak ada negara
bukanlah hal yang sulit sulit untuk dilakukan
Tidak ada yang membunuh atau mati demi apapun
Dan bayangkan agama juga tidak ada
Bayangkan semua orang
Menjalani hidup dalam damai ...

Kau mungkin mengatakan bahwa aku seorang pemimpi
Tapi aku bukan satu-satunya
Kuharap suatu hari nanti kau akan bergabung dengan kami
Dan dunia akan menjadi satu

Bayangkan tidak ada rasa memiliki
Aku ingin tahu apakah kau bisa
Tidak perlu lagi ada keserakahan atau kelaparan
Sebuah persaudaraan sesama manusia
Bayangkan semua orang
Saling berbagi di seluruh dunia ...

Kau mungkin mengatakan bahwa aku seorang pemimpi
Tapi aku bukan satu-satunya
Kuharap suatu hari nanti kau akan bergabung dengan kami
Dan dunia akan hidup bersatu.

-----

semoga lagu ini tidak hanya berhenti di imajinasi...