Pages

Minggu, 03 Januari 2010

Jihad Membunuh Ideologi Terorisme

Jihad Membunuh Ideologi Terorisme
Oleh: Warih Firdausi

Terorisme di Indonesia merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di telinga masayarakat. Begitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkan sehingga negara mengalami kerugian yang tak bisa dibilang sedikit. Banyak investor asing yang tak mau lagi menanamkan modalnya di Indonesia. Ketakutan mereka mengalahkan rasa ketergiuran mereka akan sumber daya alam dan ladang bisnis yang ditawarkan negara kita.
Bahkan, banyak orang (terutama Barat) menganggap terorisme identik dengan Islam meskipun banyak orang Islam sendiri yang tak sependapat dengan para teroris itu. Bernard Lewis juga pernah mengatakan "kebanyakan Muslim bukan fundamentalis dan kebanyakan fundamentalis bukan teroris, tapi dalam realitasnya sekarang, kebanyakan teroris adalah Muslim." Hal ini tentunya, juga sangat merugikan umat Islam. Disamping menyulut kemarahan mereka, kehidupan mereka pun selalu diliputi perasaan was-was akan kecurigaan dunia dengan keberadaan mereka.
Setelah melalui tarik-ulur yang rumit dan tertunda-tunda, akhirnya eksekusi terhadap pelaku Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas berhasil dilakukan. Tindakan pemerintah yang berani ini patut dihargai meski mendapat tantangan dari simpatisan Amrozi cs. Setidaknya pemerintah memang betul-betul perhatian terhadap kasus terorisme di negeri ini.
Meskipun jasad Amrozi dkk sudah dikebumikan, ideologi mereka belum tentu ikut terkubur. Bak mati satu tumbuh seribu, banyak kader-kader yang sudah siap meneruskan misi mereka walaupun memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mencetak kader sekelas Amrozi dkk. Bahkan ketika jasad mereka dikembalikan ke keluarganya, beribu-ribu orang bersimpati mengucapkan bela sungkawanya.
Bukan hal yang tidak mungkin jika nanti muncul asumsi, Amrozi gugur sebagai pahlawan yang layak dihormati. Jika asumsi seperti ini terus dibiarkan, maka pemerintah pun akan dicap sebagai pemerintah yang lalim dan sewenang-wenang. Hal ini tentu merupakan suatu hal yang tidak diinginkan.
Sebenarnya jaringan teroris di Indonesia hanya merupakan sebagian kecil dari demikian besar dan luasnya jaringan terorisme dunia yang terorganisir dengan begitu rapinya. Memang bukan hal yang mudah untuk memberantas terorisme sampai ke akar-akarnya. Bahkan negara adi kuasa seperti AS pun kesulitan menghadapi aksi terorisme yang ada di negaranya.
Eksekusi terhadap Amrozi cs memang seakan terlihat sebagai tindakan pemerintah melawan terorisme. Tapi, inti perang melawan terorisme yang sebenarnya bukan hanya menghukum pelaku terornya. Karena persoalan terorisme juga erat kaitannya dengan mindset dan ideologi, maka yang terpenting adalah "membunuh ideologi berfikir mereka", yakni makna jihad yang disalah artikan.
Ada asap pasti ada apinya. Kita juga harus mengetahui sebab musabab munculnya terorisme itu sendiri. Kemungkinan besar para teroris melakukan aksinya karena ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak adil. Bahkan, dalam film "Five Finger", disana digambarkan bahwa gerakan yang digelorakan oleh jaringan teroris dunia merupakan sikap anti mereka terhadap sistem kapitalisme yang dianut oleh hampir seluruh negara di dunia. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah juga harus introspeksi dan membenahi sistem yang menjadi kebijakan politiknya.
Selama ini pemerintah dianggap tidak begitu konsisiten dengan kebijakannya. Bahkan eksekusi terhadap Amrozi dkk pun terkesan seperti "didikte" oleh Amerika dan Australia. Jika pemerintah masih tidak bergeming sedikitpun, tidak menutup kemungkinan akan muncul Amrozi-Amrozi baru yang akan meneruskan jejak para pendahulunya. Seharusnya bangsa Indonesia dapat mengambil hikmah dari kisah dramatis eksekusi para pelaku Bom Bali I. Setidaknya kasus terorisme yang terjadi di Indonesia ini harus menjadi refleksi dan acuan bagi pemerintah untuk memperbaiki kebijakan-kebijakannya ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...