Pages

Rabu, 01 Agustus 2012

kerendah-hatian ungkapan ana al-haq


ambillah sebuah ungkapan yang telah masyhur ana al-haqq (akulah Sang kebenaran). sebagian orang menyangka perkataan ini adalah kesombongan yang besar. padahal perkataan ana al-haqq adalah puncak tawadhu' (kerendahan hati) yang paling tinggi. karena sesungguhnya orang yang berkata "ana 'abd al-haqq (aku hamba sang kebenaran)" dia menegaskan dua wujud eksistensi, dirinya dan Allah. sedangkan orang yang berkata "ana al-haqq", dia meniadakan dirinya, menyerahkan dan memasrahkannya kepada Allah. dia berkata "ana al-haqq" sama dengan berkata "ana 'adam (aku tidak ada), Dialah segalanya, tak ada entitas lain selain Allah. aku dengan seluruh eksistensiku adalah tiada, ana lastu syai'an (aku bukan apa-apa)."

gambar: hasil capture dari kitab kitab fihi ma fihi, Jalaluddin ar-Rumi, dalam fashl ariniyal-asyya'a kama hiya. hal: 83

> puasa (tidak makan, minum bersetubuh, dusta, dll) adalah termasuk sifat tuhan. jadi puasa adalah usaha meniru akhlak tuhan, meniadakan sifat kamanungsan (nasut) sehingga sifat ketuhanan (lahut) semakin bersedia bersemayam ke dalam jiwa kita. kalau tuhan telah menyingkapkan dirinya kepada hati kita. masihkah kita berani mengaku-aku? karena bahkan kita tidak memiliki apapun dalam diri kita.
laa ilaaha illallah, laa masyhuuda illallah, laa wujuuda illallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...