Pages

Sabtu, 04 Agustus 2012

Puasa = Jalan Sunyi


Emha Ainun Najib: Jalan Sunyi

Akhirnya, kutempuh jalan yang sunyi mendendangkan lagu bisu
Sendiri di lubuk hati, puisi yang kusembunyikan dari kata-kata
Cinta yang tak kan kutemukan bentuknya (reff)

Kalau memang tak bisa engkau temukan wilayahku
Biarlah aku yang terus berusaha mengetuk pintu rumahmu
Kalau memang tak sedia engkau menatap wajahku
Biarlah para kekasih rahasia Allah yang mengusap-usap kepalaku

kembali ke reff
Mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu
Mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan hidupmu
Ambillah!! Ambillah!!
Akan kumintakan izin kepada Allah yg memilikinya
Sebab toh bukan diriku ini yg kuinginan dan kurindukan

kembali ke reff


-----
  • Puisi dibawah ini mungkin masih berhubungan dengan tembang di atas:
Puasa itu jalan sunyi. Tersedia makanan tapi tak dimakan. Tersedia kursi tapi tak diduduki. Tersedia tanah tapi tak dipagari.
Puasa itu jalan sunyi. Menggambar tapi tak terlihat. Bernyanyi tapi tak terdengar. Menangis tapi tak diperhatikan.
Puasa itu jalan sunyi. Menjadi tanpa eksistensi. Pergi menuju kembali. Hadir tapi tak dikenali. "Menuju Makan Sejati"
~EMHA AINUN NAJIB

  • Puasa = jalan sunyi. Menurut saya, makhluk yang paling berpuasa adalah Iblis. Di belahan bumi manapun ia selalu dicela dan dikutuk sebagai musuh Tuhan karena enggan mentaati perintah-Nya sujud kepada Adam. Padahal, penolakannya adalah kecemburuan tak terperi. Kini ia rela ditakdirkan tuhan sebagai tokoh antagonis semesta. ia menempuh jalan sunyi, selalu mencintai tapi tak henti dibenci.
  • Adakah yang mampu melebihi pengorbanan iblis? ada. Ternyata Tuhan punya sudut pandang lain yang karenanya Dia memuliakan Adam atas segala ciptaan-Nya. Adam lebih mulia karena ia mencintai Sang Kekasih, namun merelakan kekasihnya dimiliki seluruh semesta alam. Di sinilah kesalahan iblis yang menyombongkan kedekatannya dengan Tuhan, seolah-olah hanya dialah yang memiliki [kehendak]-Nya.
  • Berpuasa adalah menempuh jalan sunyi. di tengah-tengah sibuknya para pencinta yang memamerkan rasa cintanya pada Sang Kekasih, ia harus rela menanggung derita tak terkira sebab menyembunyikan cintanya agar tak tercemar oleh rasa bangga di hadapan pecinta lainnya. lalu apakah kita masih perlu bertanya kemuliaannya di sisi Sang Kekasih?
    kullu 'amalibni adama lahu illash-shaumu. fainnahu lii wa ana ajzy bih. (setiap amal anak adam adalah untuknya kecuali puasa. karena sesungguhnya dia [khusus] untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya) ~hadits qudsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...